Hari Sabtu, tanggal 8 Maret 2014, saya bersilaturohim/ mengunjungi ibu saya di Tuban menggunakan
motor Gl Pro. Perjalanan rutin dua mingguan sebagai bentuk bakti anak kepada orang tua, karena saya sendiri sudah berdomisili di Kabupaten Mojokerto. Tanggung jawab dan kewajiban saya sebagai anak masih tetap saya tunaikan meskipun urusan intern keluarga kecil saya juga harus saya selesaikan. Untuk dapat terselesaikan semua urusan tersebut, biasanya saya tidak berlama-lama di rumah ibu saya, datang pukul 08.00 kembali lagi ke Mojokerto pukul 13.00, hanya 5 jam saya berada di rumah ibu saya dan saya rasa itu cukup untuk memberikan kabar dan membuat saya dan ibu saya lega. Karena sudah tau wujud kehadiran anaknya, beda dengan melalui telepon.
Perjalanan dari Mojokerto saya awali berangkat pada pukul 06.00 dengan gl pro series 1991. Biasanya setelah Sholat subuh saya selalu mengecek tekanan angin, bensin dan sistem pengereman, kemudian mengelap helm yang akan saya pakai. Barang bawaan saya tidak banyak, saya selalu membawa jas hujan, obeng dan beberapa kunci pas yang hanya terbatas untuk membuka tutup aki samping, hal ini untuk jaga-jaga apabila terjadi mogok di jalan. Hal pertama adalah isi bensin sebanyak 3 (tiga liter) atau membeli Rp 20.000 dengan jarak tempuh kira-kira 110 km.
|
Jalan Gedeg - Ploso |
Segera saya meluncur dari Dlanggu, Mojokerto menuju Tuban dengan melintas jalur kec Gedeg, Ngusikan, Kudu, Tapen, Kabuh, Ngimbang, Babat dan Tuban. Untuk menghindari banyaknya lalu lalang kendaran yang kebanyakan pekerja ajinomoto, saya melintas jalan eks lintasan lori pabrik tebu gempol krep yang relatif lebih lancar. Selepas pabrik tebu gempol krep, saya mengharap ada anak sekolah yang nebeng gl pro saya. Hal ini biasa saya lakukan jika saya pulang ke Tuban, hitung-hitung memudahkan langkah mereka menuju sekolahan. Ini cerita lengkapnya :
numpang nebeng.
|
Selamat Belajar ya Le |
Keadaan jalan lintas gedeg-ploso jalannya sempit dan sudah banyak lubang-lubang kecil serta jalan bergelombang. Kendaraan yang melintaspun tidak tanggung-tanggung, ada dump truck dan bus jurusan surabaya jogjakarta yang mencari jalan alternatif. Sulit untuk mendahului jika sudah terjebak dalam antrian truck-truck besar ini, apalagi dari arah berlawanan juga padat. Keadaan jalan di Kabuh juga demikian, banyak lubang dan bergelombang, tapi masih mendingan dari pada dulunya.
|
Kontur Jalan di Tapen |
|
jalan perbatasan Lamongan Jombang |
|
Keadaan Jalan di Gunung Pegat |
Perjalanan dengan gl pro sampai di perbatasan jombang lamongan dengan batas kecepatan maksimal 80 kpj dengan rata-rata kecepatan 65 kpj. Pada umumnya, sepanjang jalan yang saya lintasi banyak lubang besar dan kecil dan bergelombang. Jika malam hari sangat berpotensi terjadinya kecelakaan/ terjatuh dari sepeda motor karena penerangan yang minim.
Perjalanan sampai di tuban dengan waktu tempuh 2,5 jam dengan rata-rata kecepatan 65kpj dan itulah kecepatan standart mengendarai motor bagi saya. Mohon doanya agar saya tetap bisa konsisten berbakti kepada orang tua saya dengan menempuh perjalanan Mojokerto Tuban diberikan keselamatan dan kelancaran. Saat ini
Gl Pro menjadi andalan saya untuk menjangkau dua daerah terpisah jarak 110 km, walau kadang-kadang memakai C70.