Pelayanan Publik PT KAI
Pelayanan publik PT KAI mendapat banyak keluhan dari pengguna transportasi kereta api. Laporan dari komisi pelayanan publik Jawa Timur merilis data, PT KAI (khususnya DAOP VIII Surabaya) mendapat banyak keluhan dari masyarakat (sumber berita : suarasurabaya.net). Dari total keseluruhan laporan pengaduan sejumlah 609 pengaduan, 406 pengaduan ditujukan kepada PT KAI selama 6 (enam) bulan mulai Januari 2013 sampai Juli 2013.
Pengaduan tersebut berupa pembatasan penumpang, pengurangan penumpang berdiri pada kereta api ekonomi jarak jauh dan tiket kereta api berlangganan (KTB). Pengaduannya menggunakan media surat yang ditujukan ke KPP dan langsung mendatangi kantor KPP (suarasurabaya.net).
Tanggapan saya pribadi bukan bermaksud membela PT KAI atau mengabaikan keluhan pengguna kereta api lainnya, bahwasanya pengurangan penumpang dan pembatasan penumpang berdiri adalah untuk kenyamanan bersama. Penumpang bertiket tanpa tempat duduk pasti akan meminta jatah tempat duduk penumpang lain yang bertiket, itu sudah pasti. Dengan meminta tempat duduk, yang semula tempat duduk diisi 2 (dua) orang, menjadi tiga orang. Akhirnya tempat duduk menjadi sempit dan mengurangi kenyamanan penumpang. Saya pernah naik kereta api logawa tahun 2006 tujuan jember setelah lebaran (H+10). Saat itu tiket tanpa tempat duduk dijual tanpa mengenal kapasitas kereta. Asal ada yang beli tiket tetap dilayani. Akibatnya, mulai surabaya sampai probolinggo yang memakan waktu 2 jam harus berdiri berdesakan. Kalau berdiri tapi longgar tidak masalah, ini berdiri tapi berdesakan pula. Untuk mencari posisi berdiri yang nyaman saja sangat sulit. Terkesan tidak memanusiakan sama sekali. Tapi sekarang keadaan sudah lain, sudah lebih baik dengan tidak menjual tiket tanpa tempat duduk pada kereta api kelas ekonomi jarak jauh. Pelayanan sudah membaik dan memanusiakan manusia.
Untuk tiket KTB (kartu berlangganan ), sekali lagi menurut pendapat pribadi, untuk meminimalisasi adanya penyalahgunaan penghasilan dari KTB. Karena KTB tidak terkomputerisasi rawan kecurangan dan penyelewengan. Sebenarnya saya juga butuh tiket berlangganan agar tidak ribet membeli tiket tiap hari. Masalahnya tiket KTB kereta api tidak ada tempat duduknya.
Mencermati pengaduan yang mempunyai batasan waktu januari 2013-juli 2013. Kurun waktu tersebut untuk kerata api lokal jawa timur seperti KA Penataran, Rapih Dhoho dan KRD terjadi pengurangan gerbong. Dari 7 Gerbong menjadi 5 Gerbong 4 gerbong di jual sedangkan satu gerbong sebagai gerbong aling-aling, atau gerbong setan. Imbas dari pengurangan gerbong, penjualan tiket menjadi berkurang, tiket tiap hari sudah pasti di beli oleh pelaju (pekerja seperti saya). Mungkin sulitnya membeli tiket ini yang dikeluhkan oleh pengguna kereta api (khususnya orang bepergian). Bulan Agustus ini rangkaian kereta api lokal sudah bertambah menjadi 7 rangkaian gerbong, penjualan tiket juga sangat mudah dengan memesan h-7.
Intinya, tiap kebijakan yang melibatkan kepentingan publik pasti ada yang dirugikan dan diuntungkan, kalau lebih banyak yang diuntungkan, jalankan terus kebijakan tersebut dan memikirkan jalan kelaur bagi yang belum terakomodasi. Mendengarkan saran dari keluhan tersebut kemudian mencarikan solusinya itu lebih baik.
nyimak aja mas... saya belum pernah naik kereta ... kapan ya bisa naik kereta
ReplyDeletesaya juga belum pernah naik kereta mang, takut dilempari batu :)
DeleteMang, naik kereta dorong aja...
Deletekereta dorong yang ada di mini market ya...wkwkwkwk
Deletemengeluh tapi gak mengikuti aturan. ^_^
ReplyDeleteIya nih! gimana sih PT KAI, saya itu kalau pulang naik kreta sampai badan terasa ngerentek! Pulang kerumah pada sakit. Bukan lagi desak2an, tapi udah kayak ikan teri kehabisan oksigen (emang ikan teri butuh udara?). Mana kalau datang semaunya! Udah gitu gak boleh ada tukang jualan... padahal saya suka jajan di sekitar peron dulu cuz murah2, eh, malah digusurin...
ReplyDelete(Kayaknya saya salah kasih surat keluhan ya?) Ini pos PT KAI bukan?
nyimak saja dan mudah-mudahan pemerintah bisa menanggulangi masalah ini.
ReplyDeletesebentar lagi uts dan uas berarti ya mas
Deletehadir dan duduk manis aja pak, komentnya besuk aja udah ngantuk
ReplyDeletesaya ikut duduk manis sambil pegang botol acua...
Deletemet pagi pak, mau koment ternyata udah ada postingan baru jd aku pindah tempat aja....hehheeee
Deletesistem yang diterapkan KAI sekarang menurut saya lebih terkesan manusiawi, karena tiket dijual pas bangku,, memang dgn adanya pelaturan baru ini. banyak penumpang yang tidak bisa dimuat kali ya,, tapi semoga saja ada solusi yang baik untuk kasus penumpang teman teman dari sby ini
ReplyDeletesaya setuju sama pendapat Admin. demi keamanan dan kenyamanan penumpang.
ReplyDeletetapi memang kebijakan PT KAI di sini kerap kontroversial sih Mas. di satu sisi bikin perjanjian dengan para pedagang kaki lima, tapi di sisi lain, mereka menata stasiun (di satu sisi bagus) tapi tidak memperhatikan lagi perjanjian yang mereka bikin itu
ReplyDeleteiya, pembatasan untuk kenyamanan penupang, tapi otomatis kapasitas KA berkurang jauh,
ReplyDeleteKA AKAP dengan KA lokal apalagi komuter yang penggunanya adalah para penglaju yang rutin itu berbeda,
Yang kerja ya di lapangan bagaimana ini masa dri manggarai sampe sawah besar 30menit klo pda gak bsa kerja kenapa masih disuruh kerja
ReplyDeleteIni coment jangan cuma di baca tpi harus di tindak
Yang kerja ya di lapangan bagaimana ini masa dri manggarai sampe sawah besar 30menit klo pda gak bsa kerja kenapa masih disuruh kerja
ReplyDeleteIni coment jangan cuma di baca tpi harus di tindak
Kereta bagaimana ini dri manggarai sampai sawah besar masa 30mnt
ReplyDelete