Home » » Mengapa Harus Bayar Pajak

Mengapa Harus Bayar Pajak

Mengapa Harus Bayar Pajak 


Dari rentetan pembayaran pajak bermotor yang saya lakukan dalam satu bulan, timbul pertanyaan. Mengapa harus membayar pajak?. Jawaban asal-asalan, jawaban goblok-goblokan atau polosan dari ketidaktahuan saya adalah untuk mendanai negara. Negara jelas butuh operasional untuk menjalankan kelangsungan hidupnya dengan memungut pajak yang bersifat wajib dan memaksa. Maka dari itu ada istilah wajib pajak bukan hak pajak atau sukarela pajak. Pajak itu sendiri berasal dari banyak sektor, saya tidak hafal berapa sektor yang ditarik pajak oleh negara (pemerintah). Yang saya rasakan sendiri adalah pajak kendaraan bermotor dan pajak bumi bangunan. Jumlah kendaraan berlimpah merupakan potensi pendapatan negara (yang besar) begitu juga jumlah tanah petak yang tiap tahun bertambah.


Pendapatan dari pajak tersebut di gunakan untuk pengeluaran berupa gaji pegawai, pembangunan fisik dsb. Untuk jawa timur sendiri pembangunan fisik berupa jalan dan jembatan dirasakan sudah merata walaupun, masih ada yang belum tersentuh oleh pembangunan seperti perbaikan jalan berkala dan sarana umum lainnya. Pada umumnya keadaan jalan dan infrastruktur di jawa timur lebih baik dari daerah lain.

Terlepas dari penyelewengan pengelolaan uang pajak oleh pengelola pajak di pemerintahan, sudah selayaknya saya sadar akan membayar pajak walaupun terlambat bayar pajak. Muncul ide, bagaimana jika 1 persen penerimaan pajak ini di trading kan ke broker forex terpercaya sekelas vantage fx, fxdd malta atau alpari uk. Dengan ketahanan margin yang ketat dan money management yang handal bukan tidak mungkin kalau kita bisa merampok uang dari broker forex tersebut. Tentunya harus ada pengawasan yang ketat, masalahnya pengelolaan pendapatan pajak gampang di akali oleh orang yang sudah pintar, apalagi mengelola uang untuk di trading kan. Tulisan ngelantur yang tak pelu ditanggapi serius. Begitulah.....


88 komentar:

  1. Jadi salah satu lahan korupsi juga ya mas Agus... hadeueuhh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kue yang lezat memang selalu di kerumuni oleh banyak lalat, coro, tikus, ulo kadut, tinggi, tengu, dan juga tumo suwal

      Delete
    2. kue beda dengan sukun rebus ya Pak Agus...

      Delete
    3. sukun rebus yang doyan hanya orang ndeso seperti saya, hehehehe

      Delete
    4. saya suka sukun yang dibikin bergedel lho...

      Delete
    5. saya suka sambel bajak bukan sambel pajak

      Delete
    6. begedel sukun dan begedel mbothe juga enak kok mbak

      sambel bajak memang enak, apalagi dimakan sego ne panas

      Delete
    7. saya suka sekali karena tinggal makan, hehehe

      Delete
  2. begitulah ya Pak Agus...kenapa kita harus bayar pajak.

    yang lagi ngetren di komplek, ibu-ibu pada ribut harga-harga yang melonjak tak kenal tepo seliro...

    "PPH para buruh (pekerja) tuh buat apa sama negara, kok tempe saja sampai langka dan mahal..."

    sudahlah, saya nggak mau iku-ikutan kalau sudah begini, mending pasrah saja, mau komplenpun tak ada gunanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mendingan kita umbah umbah dan korah korah. hehe
      lagian mereka tidak menerima komplen karena sedang sibuk je mbak

      Delete
    2. harus dimengerti bu, karena kita beli tempe itu ga kena ppn...

      Delete
    3. lha yang kerasa kan bayar e pajak terus tiap bulan, tapi keadaan perekonomian semakin sulit bagi rakyat Pak...

      Delete
    4. aku pernah ngoceh ama akang, "sekarang harga tempe naik hampir dua kali lipatnya.."
      dia cuma jawab, "masih mampu beli kan..? ya udah ga usah ribut.."

      hahahaha...mingkem..!

      Delete
    5. hehehe....yang penting tempe masih ada dan kuat beli aja deh...
      tapi kasian juga yang terbebani dengan harga tempe mahal

      Delete
    6. Mungkin masalahnya bukan kuat beli atau tidak sih,,,,,,,, tapi masih pada doyan tempe kan ? he,,,, he,,, he,,,,

      Delete
    7. hehehe....kemplang lagi kemplang lagi, padahal jajan kemplang kuwi yo enak lho

      Delete
    8. mbok diusulkan ke pemrentah, jangan suka ngemplang tapi yang setia bayar pajak tar dikasih amplang..

      Delete
    9. apalagi di kasih diskon, malah enak tho

      Delete
  3. bayar pajak kan sudah kewajiban mas ya, tapi kadang nggak ikhlas juga kalau lihat jalan banyak yang rusak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe..biarlah mereka yang ngatur mas. serahkan ahlinya

      Delete
    2. tau gak yang merusak siapa..?

      Delete
    3. hayo yang bisa jawab dapat pentol sama klepon plus odol..

      Delete
    4. Aku tunggu jawabanya saja dari yang tahu.

      Delete
    5. jawabannya tunggu dulu sampai ada yang berani jawab, hehe

      lha nggeh pak, pulisi kok ngglimbung sak enggon enggon

      Delete
  4. cuma ya itu, psat udah mengenakan pajak, daerah juga mengenakan pajak, belum lagi RT/RW bikin "pajak tandingan". belum lagi sekolahan anak-anak bikin "serupa pajak". terus saya hanya berpikir, kapan sugihe, hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe yang biasa mangkal di depan gang itu kan juga mas " pajak keamanan" hehehehe

      Delete
    2. itu... yang untuk mempajak sawah juga...

      Delete
    3. sawah juga perlu di pajaki biar tanaman tumbuh subur

      Delete
    4. dipajaki pakek kebo atau sapi sama saja

      Delete
    5. pakai krakal juga oke mas arif, hehehe

      Delete
  5. Padahal dari hasil pajak saja sudah nilainya T rupiah ya mas, tapi kayanya hanya sebagian orang saja yang menikmatinya, sementara rakyat yg bukan PNS tidak bisa menikmatinya, belum lagi mungkin banyak yg bocor-bocor...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagaiman jika idenya dijalankan mas, pajaknya di tradingkan saja , hehe
      hasilnya di bagikan dalam bentuk pelatihan atau kail yang lain.

      Delete
    2. bagaimana kalau pajak yang jadi pejabat aja.. jadi hasilnya untuk yang tidak jadi pejabat.. supaya gak rebut jabatan...hehhehe

      Delete
    3. boleh juga nih mas, biar pajak aja yang menjadi pejabat yang lain jongosnya pajak

      Delete
  6. yang paling heran lagi... kalau mau bayar pajak kendaraan, sudahlah bayar dengan uang hasil nabung... tata cara yg ribet (daerah saya ya) dan antrian yang lama... kadang di terima dengan muka masam plus marah-marah lagi...

    dah itu kalau gak di urus karena "keribetan" aturan, klo kena tilang motor di ambil, di anggap bukan motor kita lagi.... (di rampas atas nama pajak.. ) ...hik..hik...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang paling ngenes ya PBB mas, tetangga yang memang kurang mampu juga wajib bayar PBB , walau bagi saya tidak seberapa nilanya tapi mengumpulkan uang segitu harus susah payah nabung. Eh setelah dibayarkan pengelolanya yang mlengse otak e. Itu belum tetangga mas pay, dan tetangga rekan blogger semua, jadi tidak sedikit orang yang ngoyo ngumpulkan uang untuk bayar pajak, ndilalah tadi, otake pengelola pajak mlengse.

      Delete
    2. akhir e uang pajak diplengse-kan juga ya Pak...mbuh nyeleweng atau mlengsenya ke kantong siapa...

      Delete
    3. Pembayaran pajak bukan dari mampu atau tidak mampunya, om. Melainkan dari NJOP. Lagian itu berlaku progresif.

      Contohnya di pph kan ada PTKP. Kalo penghasilan kita dibawah PTKP, nilai pajaknya nol. Yang dikenakan pajak hanya penghasilan diatas PTKP.

      Itu pun dibedakan menurut total penghasilan pertahun. Kalo dibawah 50 juta, nilai pajaknya 5% dari PKP. 50-100juta, nilai pajaknya 15% dari PKP. Jadi tidak dipukul rata...

      Delete
    4. wah kang rawin petugas pajak yang paham pajak nih... aku ra dong.. bahasanya...

      Delete
    5. ke kantong negara dong mbak khusna..hehe

      saya jadi ngerti nih mas rawins, kebetulan tulisan ini kan sekedar goblok-goblokan saya aja mas, hehe.

      Delete
    6. masih belum pinter pinter je, mas

      Delete
    7. maap kalo bingung
      aku lupa kasih kamusnya. njop itu nilai jual obyek pajak. ptkp penghasilan tidak kena pajak kalo pkp penghasilan kena pajak.

      jadi buat orang miskin sebenarnya ga perlu mengeluh, karena yang pendapatannya di bawah ptkp pajak penghasilannya nol. kalo orang ngeluh pph nya gede, berarti bohong kalo dia bilang miskin

      Delete
    8. betul banget mas rawin, tapi yang PBB kan semua wajib bayar tho. Nah kalau ini orangnya miskin pasti ngumpulkan uang sejumlah pajaknya itu juga agak susah, yang miskinya nemen lho ya

      Delete
  7. sy gk pernah bersentuhan langsung dgn pajak pak.., soalx gk pny kendaraan sendiri dsb..., smg aja gk gayus2 lagi *smile

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin...kalau sudah berumah tangga insya Allah berkenalan dengan pajak mas

      Delete
    2. gak pernah bersentuhan karena bukan muhrim...

      Delete
  8. Kita harus bayar pajak, agar jayus bisa jalan jalan, om...

    ReplyDelete
  9. ben kualat seng mangan duet rakyat, ckakakakakaka

    ReplyDelete
  10. jangankan motor Mas yang harus bayar pajak. makan aja di depot atau restoran aja kena pajak...

    belum lagi bayar parkir. yang merokok juga kena pajak. makin gendut aja tuh mafia pajak..hohoho

    ReplyDelete
  11. Dengan pajak berarti kehidupan negara akan semakin baik, tetapi bila banyak korupsi ya udah malahan rakyatlah yang rugi ^_^

    ReplyDelete
  12. mari kita berpusing-pusing bersama mas...

    iya mas setuju sekali kalau di surabaya n jatim pada umumnya jalan terhitung sudah bagus dan merata loh, saya sampe kagum, beda jauh sama disini

    ReplyDelete
    Replies
    1. masak beda mas, padahal di jatim ini sebenarnya tidak merata juga kok, mungkin tunggu antrian kali ya pembangunanya

      Delete
  13. yang enak jadi PNS , mungutin dari pajak yang dibayar oleh kita ckckck

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe...makanya banyak yang berlomba pengen jadi pns ya mas, termasuk saya, heehehe
      kena deh saya.

      Delete
  14. Yah, dlm defini pajak kn udh dijelasin, bhwa itu adl "pungutan wajib dan tidak mendapatkan imbalan SECARA LANGSUNG..", hehe..

    Meski kemudian dilanjutkan dengan "...dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat." nah, pertanyaannya skg RAKYAT yg mana???

    ReplyDelete
  15. Bayar pajak yang murah-murah saja Kang, Jangan banyak-banyak, nanti di buat jalan-jalan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi pajaknya ditawar gitu pak? hehehe emang bisa ya ?

      Delete
  16. Ayo bayar pajak... supaya ... apa ya.. (not motivation..)

    ReplyDelete
  17. hahaha... saya biasanya bayar pajak motor mas.. kalau pajak yang lain saya belum pernah bayar.. hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. PBB yang bayar kan masih orang tua ya mas, hehe
      nanti kalau sudah berkeluarga dan punya rumah pasti bayar PBB juga

      Delete
  18. belum ngrasain bayar pajak mas, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin belum berkluarga ya mas?atau memang sudah ada bagian yang bayar pajak, alias jadi bos, hehe

      Delete
  19. resiko hidup di negara penuh pajak mas.. hehe

    ReplyDelete
  20. kadang suka sewot juga mas,karna uang pajak hasil keringat kita menguap entah kemana..

    ReplyDelete
  21. kewajiban kita pokoknya bayar pajak saja,biar ahlinya yg mengurus semua. masalah diselewengkan ato tidak,yg penting sudah menunaikan kewajiban.., :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini warga negara yang baik , bijak dan taat, top sekali mbak

      Delete
  22. Kalau pajak digunakan untuk hal yang baik saya setuju, tapi kalau untuk kemakmuran pribadi itu yang saya tidak suka...

    ReplyDelete
    Replies
    1. kita kutuk bareng-bareng jadi kodok aja mas, hehehe

      Delete
  23. Emang Benerr Juga Sihh Bayar Pajak Itu adalah Kewajiban Bagi Semua Warga Negara Akan Tetapi sayangnya Pemerintah Kita Tidak Memanfattkan Pungutan pajak Itu Buat Kepentingan Rakyat Melainkan Untuk Dirinya Sendiri Klo Diibaratkan PAJAK ITU KAYA KUEH Yang Digerumutin ama "Kecoa Kecoa Lapar" {Pemerintah Yang Rakus}

    Akan Tetapi Klo Pemerintah Kita Bisa Memaksimalkan Pemanfaatan Pajak Buat rakyat Pasti Negara Kita Maju saya Yakin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul sekali mas ainul yaqin, sepertinya pemerintah sekarang lebih bersih atau memang belum ketahuan belangnya

      Delete
  24. kedengarannya ide yang menarik 1 persen penerimaan pajak di trading kan ke broker forex, hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini dia yang sejalan, iya pak mayan tho kalau untung tidak perlu ngoyo narik pajak, kalau rugi ya tetep narik pajak dari pada di korupsi, mending di tradingkan dan dinikmati sama sama

      Delete
  25. saya termasuk taat pajak, tapi ngga pernah mau dan ngga sudi untuk ngertiin soal cara dan bagaimana cara bayar pajak...saya lebih suka terima beres azh ah....males basa-basi, cengengesan dengan para petugas yang matanya udah minta duit lebih......huh!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe..masak makelar kok di makelarin sih, tega amat, tidak ber pri kemakelaran, hehe

      Delete

Silakan Tinggalkan Komentar Sesuka Hati, Bebas
Link Hidup ? Jangan Deh

Blog Archive