Gerbong Setan

Gerbong Setan

Gerbong setan kami (para pelaju kereta api) menyebutnya begitu. Sebutan untuk sebuah gerbong bukan untuk penumpang. Fungsi dari gerbong setan ini sebenarnya untuk aling-aling sebagai pengaman agar terhindar dari kecelakaan. Kecelakaan berupa gerbong anjlok dari rel atau karena kecelakaan lain. Yang anjlok duluan kalau bukan gerbong pertama ya gerbong terakhir, oleh karena itu gerbong pertama dan terakhir di kosongkan. Gerbong setan ini memang di desain tidak bisa dimasuki oleh penumpang, pintunya di las, jendela juga di beri teralis agar penumpang tidak bisa masuk kedalam gerbong aling-aling ini.

Gerbong setan bukan gerbong yang ada hantunya, atau "gerbong" berpenghuni "hantu" atau jenis jin. Di dalam gerbong sangat gelap karena tidak diberi aliran listrik, banyak sampah berserakan dan kursinya berdebu. Kadang juga kursinya sudah rusak dan tidak layak pakai untuk penumpang. Apalagi jam berangkat dan pulang kerja adalah jam gelap, pagi dan malam, jadi semakin terasa gerbong setannya.

Kereta api lokal KRD jurusan surabaya kertosono maupun kereta api Rapih Dhoho dulu mengangkut 5 rangkaian gerbong. Sehingga daya tampungnya lebih sedikit di banding penumpang yang tiap harinya tetap atau bahkan bertambah. Bisa dibayangkan, dari 7 (tujuh) gerbong menjadi 5 (lima) gerbong itu sama saja mengkonvert file, kalau orang kan tidak bisa di konvert. Solusi agar bisa tetap naik kereta adalah dengan masuk ke gerbong setan ini. Caranya dengan menghancurkan teralis yang sudah di las dengan batu atau palu (penumpang yang berprofesi tukang pasti membawa palu dkk). Tiap hari itu pula gerbong ini di las kembali di dipo sidotopo, dan kami belum kapok mengulangi keesokan harinya. Kereta api lokal mengangkut 5 (lima) gerbong selama hampir empat bulan, selama itu pula menghancurkan pintu yang sudah di las tadi.

Semuanya sadar kalau tindakan ini memang merugikan, berhubung subsidi pemerintah untuk kereta api tidak turun dan gerbong berkurang 2 (dua). Solusi yang tepat memang naik gerbong setan atau naik atap serta naik lokomotif kereta api. Alhamdulillah subsidi pemerintah untuk kereta api sudah turun dan gerbong sudah menjadi 7 rangkaian. Kebiasaan naik gerbong setan masih berlanjut.