Si Raja Mogok

Si Raja Mogok. Episode berpetualang dengan gl pro 1991 selanjutnya adalah mengantar temen-temen baik ku untuk menunaikan urusannya. Ketika itu aku sedang mengantar sahabat Yani untuk meminta tanda tangan Dosen Pembimbing (Drs. Nuruddin M Yasin). Aku belum tau rumah beliau dan untung nya Yani mengetahui rumah beliau, sekalian persiapan besok-besoknya jika aku butuh dengan Bapak Nuruddin, karena beliau merupakan Dosen Penguji skripsiku. Alhamdulillah nyampai di rumah beliau di daerah Tegalbesar dengan selamat begitu juga dengan pulangnya.
****
Saat itu tanah Jember sedang giat-giatnya diguyur hujan. Sahabat terbaik lainnya yaitu Fay2 ingin foto untuk melengkapi persyaratan ujian skripsi. Dengan percaya diri yang tinggi aku tawarkan sahabat Fay2 untuk aku antarkan ke studio foto (gak tau naname , pokok e di jalan Danau Toba lurus terus kanan jalan). Tawaran ini tanpa tendensi apapun, bukan sok baik dan juga bukan ingin mengambil hatinya, dalam pikiranku waktu itu ya asal aku bisa menolong orang, aku ikut senang. Biasanya sahabat ku ini memiliki ekor (istilah ku saja ) atau bagai dua buah keping mata uang jika ada Fay2 pasti ada Ber2. Meraka sering bersama-sama jika bepergian, yang tidak bersama-sama mungkin saat mandi, hehe piss. Mereka berdua akirnya menemani si Gl Pro menuju Jalan Danau Toba.
*****
Selepas Maghrib aku menuju kost an Ber2 dengan suasana tanah Jember masih basah oleh hujan. Sesampainya di Kost an Ber2 duduk-duduk sebentar sambil menunggu yang empu nya "hajat" siap berangkat. Muncullah Fay2 dan Ber2 dari dalam kost nya pertanda siap untuk berangkat. Yaaa!! pertunjukkan pun dimulai. Aku coba starter (engkol) si Gl Pro, setelah beberapa kali aku coba, tidak membuat motor ini "berbunyi". Aku coba terus sampai keringat pun bercucuran di muka ku. Beberapa menit kemudian aku istirahat sebentar untuk memulihkan tenaga. Tenanga pun pulih dan timbul ide untuk mendorong motor bertepatan juga jalannya agak menurun. Si Biru aku dorong dan ternyata tidak membuahkan hasil, aku bawa lagi "keatas" dan aku dorong lagi. Alhamdulillah akirnya "bunyi" juga dan suaranya seperti mesin selep jagung tak beraturan. Mungkin karena efek banjir di karburator nya, atau mungkin masuk angin karena hawa nya dingin, hehehe. Akirnya meluncur juga ke Jalan Danau Toba bersama Ber2 dan Fay2 dan nyampai tujuan dengan selamat.
******
Selesai acara sesi pemotretan aku sempat berpikiran was-was, jangan-jangan mogok lagi. Setelah aku engkol ternyata lancar, Alhamdulillah. Pengalaman dan kenangan yang memalukan yang takkan pernah aku lupakan, terima kasih buat Yani, Ber2 dan Fay2 telah menapakkan sejarah si biru (dinaiki oleh kalian) hehehehe.
Sukses Buat kalian.

Raja Gunung Gumitir

Raja gunung Gumitir. Ketika lagi asik-asik nya kumpul bersama temen- temen Halmahera 2 no 15 Jember bersama Lutfi "ndut" , Alwan "Alone", Nugroho Eko "Black", Ariel "Londo" muncul ide dengan tiba-tiba. Yaa...makan di warung ala prasmanan di Deket Gunung Gumitir. Perjalanan kami mulai di Kost2an Halmahera 2 dengan santai tanpa ada beban kebut-kebutan. Menikmati perjalanan itulah tujuan dari kami karena suntuk dengan rutinitas perkuliahan.  Kami enjoy dengna perjalanan tersebut, setelah melewati daerah Tegalrejo -  Mayang aku tengok sejenak karena tempat ini memiliki sejarah kelam bagiku (ceritanya off the record).

Jalan semakin menanjak mendekati Gunung Gumitir dan didepanku ada sebuah Truck Gandeng yang kelihatannya kelebihan muatan, sehingga jalannya pelan2 dengan asap yang ngebul. Aku lirik arah berlawanan bermaksud menyalip, tapi aku urungkan karena ada kendaraan dari arah berlawanan. Tiba-tiba di sampingku ada motor FIZ-R dengan gaya Road Race nya begitu juga dengan suara yang agak keras di telinga berusaha menyalip truck gandeng.

Akirnya aku berhasil menyalip duluan truck gandeng tersebut begitu juga FIZ-R dengan suara khas tarikan "ngaget" motor 4 tak - Blar..Blar..Blar- aku pacu si GL Pro dengan kencang nya hingga melewati tikungan pertama di Gunung Gumitir. Dengan enteng nya FIZ-R menyalip tanpa ngoyo sedikitpun, bahkan dengan RPM sedang. Sedangkan aku sudah menggeber gas dalam-dalam.

Aku pikir kok bisa kalah padahal cc nya lebih besar GL Pro, setelah kalah dalam sesi pertarungan pertama, FIZ-R memperlambat laju nya karena ada rel kereta api. Aku salip dan aku geber tancap gas hingga aku takut sendiri karena jalan yang belum aku kenal dan lagi-lagi FIZ-R menyalip dengan entengnya dan dengan santai nya. AKu geleng-geleng dibuat nya dan memberi acungan jempol pada pengendara FIZ-R penguasa Gunung Gumitir itu. Di berhenti di sebuah bengkel deket lapangan, sedangkan aku terus saja karena tujuan kami masih jauh.

Sesampainya di warung yang kami maksud aku bercerita pada "Black", FIZ-R gendeng black buanter e koyo ngono. Kata Black tadi kecepatan ku mencapai 110 KPJ dilihat dari spido meter sepeda motor yang dikendarai nya. Karena Black juga mengikuti kecepatan ku, tapi tidak sampai mendekati pertarungan kecepatan tadi. Setelah pesan hidangan yang kami minati, sambil menyantap sambalnya yang pedas dan disajikan dalam cobek besar. Kami makan dengan puas dengan sambal yang mantafff...

Perjalanan Bersama Honda Gl Pro Series 1991

gl pro series 1991

Pertama mengendarai motor gl pro 1991 pada bulan september 2007, selepas KKN berniat untuk memulai mengerjakan skripsi. Pikiran utama tentu nya harus punya kendaraan. Alhamdulillah di rumah ada kendaraan yang "nganggur" untuk bisa dipakai. Gl pro 1991 masih standart apa adanya dengan keadaan ban depan belakang halus mulus serta masih pakai ring 18. Suara khas mesin gl pro series yang kasar menjadi sorotan utama. Akirnya motor di benahi mulai dari ban dalam dan ban luar, stel klep stel karbu, pokok nya cek total.

Libur Idul Fitri telah habis dan waktunya balik lagi ke kampus tercinta Universitas Jember dengan membawa Gl Pro 1991 ini. Aku berangkat dengan adik tercinta "Rachmat Bachtiar Fauzi" dengan profesi sebagai mekanik. Itung-itung buat jaga-jaga biar ada solusi jika si Gl Pro mogok di jalan. Informasi mengenai jalur pun sudah kami dapat. Akirnya berangkat juga dengan bekal kunci-kunci dan  perabotan bengkel lainnya.
Perjalanan kami awali dengan berdo'a terlebih dahulu. Jalur yang kami lalui yaitu Rengel menuju Babat lewat jalan indah di Ngimbang yang terkenal gunung pegat nya, dari ngimbang mentok sampai Ploso kami belok ke arah gedeg menuju mojokerto. Keadaan jalan yang belum kami kenal memaksa kami tidak menggeber gas dalam-dalam. Sampai di pertigaan ajinomoto dengan selamat. Setelah menyeberang kali brantas di daerah Ajinomoto akirnya sampai juga di mojokerto kota. Buta jalan pun memaksa kami untuk meraba-raba peta dan akirnya sampai juga di perempatan terminal Mojokerto.

Beruntung kami membaca petunjuk jalan yang menunjukkan arah Mojosari, kami berhenti di sebuah masjid daerah Bangsal. Setelah nyantai-nyantai dan rokok-rokok an yang memakan waktu 1 jam. Selepas istirahat perjalanan kami lanjutkan menuju Watukosek-Japanan-Bangil. Disini jalannya ramai terutama truk-truk besar macam dump truk dan trailer. Serta di pertigaan gempol ramai karena akses utama menuju banyuwangi selama tol nya putus karena lumpur lapindo.

Pukul 13.00 sampai di daerah Bangil Untuk sejenak melepas penat di POM bensin sambil sholat minum air putih dan makan perbekalan kami. Perjalanan kami lanjutkan sampai juga di POM bensin Daerah Probolinggo yang ada mobil antik dan barang-barang antik lainnya seperti lampu hias. Setealah puas istirahat di pom bensin itu kami melanjutkan perjalanan menuju lumajang.

Sesampai nya di Lumajang melepas penat sejenak dengan membeli bakso di pinggir jalan. Lumayan mengganjal perut yang sudah tak tahan dengan kelaparan. Memasuki wilayah jember turun hujan dengan deras nya, Berteduh sebentar dan berdiskusi dengan sang "sopir" dilanjut apa tidak. Kami putuskan untuk melanjut perjalanan karena perkiraan hujan berhenti lama dan pertimbangan waktu yang sudah sore.
Akirnya sampai juga di kota Jember dengan selamat. Langsung bersih-bersih motor dan bersih-bersih badan sambil tidur di kontrakan bangka 1 (green house). Petualangan dengan GL PRO series 1991 di mulai.

Ganti Aliran

Modif motor emang nggak ada habis nya. Kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang komputer, khusunya piranti kerasnya atau hardware nya.

Semenjak pertama kali mempunyai komputer, tepatnya di semester 6 kuliah tahun 2006 aku langsung ngefans sama AMD. Waktu itu aku pake AMD soket 939 mainboard merk DFI Infinity Ultra U dengan chipset nForce 4 Ultra. VGA pake ASUS 6200 dengan turbo cache. Tahun berikutnya aku upgrade menjadi ABIT AX78 dengan VGA EVGA 7600 GS. Untuk game menengah cukup lah buatku. Dan emang sudah cukup buat game kesayangan saya, COD2 sampai COD 4 yang modern war fare waktu itu.


Seiring bergantinya waktu, ditahun 2011 VGA ku rusak karena elco nya "mbledos" dan tidak bisa di perbaiki lagi, akirnya aku ganti dengan VGA baru Biostar 8400 GS. Ada penurunan memang, karena memang sekarang jarang main game dan main komputer hanya untuk iseng editing foto dan mendengarkan MP3 dengan kelembutan Altec lansing. Berikutnya giliran mainboardnya yang nyusul rusak, akirnya bingung juga nyari mainbordnya. Setelah hunting sana sini, aku putuskan memakai Intel dengan mainboard lumayan berkelas di waktunya. ABIT IP35 E dengan kondisi bekas pakai, lumayan lah bisa mendenganrkan MP3 lag.