Saya bangun pagi pukul 03.30 WIB yang menjadi rutinitas saya tiap hari, setelah mencuci pakaian anak saya dilanjutkan membersihkan badan (mandi) supaya segar. Bergegas berangkat kerja pada pukul 04.10 WIB, untuk daerah mojokerto belum adzan subuh tapi masih tarkhim, tau kan tarkhim? Kecepatan mengendarai motor C70 ijo tidak begitu ngebut menurut kapasita mesinnya. Biasanya saya melaksanakan sholat subuh di masjid yang berjarak 5 km dari rumah saya, dan itu menjadi rutinitas saya tiap hari. Tapi hari itu karena saya belum mebeli tiket kereta api yang bisa di pesan H-30 membuat saya merencanakan sholat di depan stasiun mojokerto.
Habis ditabrak |
Ditengah perjalanan sudah mendengar adzan subuh, untuk mengejar sholat jamaah subuh saya menarik kabel gas motor C70 saya agak dalam, biar cepat sampai dan ikut jamaah sholat subuh. Mendekati terminal mojokerto, sudah kelihatan lampu merah (lampu trafik) menyala merah yang artinya sebentar lagi berwarna hijau. Saya hapal karena tiap hari sudah tau gerak gerik lampu merah ini. Keadaan lampu merah sepi, tiap hari juga sepi karena jam segitu hanya bakul (pedagang) berjualan dipasar yang melintas.
Ketika sudah melintas di terminal mojokerto yang berjarak 100 meter dari lampu merah, lampu menyala hijau dan saya hapal nyala hijaunya akan cepat sekali mungkin kurang dari 20 detik. Saya menarik gas motor dalam lagi dan bertepatan saat saya melintas garis zebra cross warna lampunya kuning. Saya lanjutkan saja laju kendaraan saya karena masih dalam tahap belum melanggar menurut saya, jika mengerem pasti tidak ngatasi dan akan berhenti di tengah perempatan jalan.
Saat laju kendaraan saya geber tersebut dan saya sudah masuk di area perempatan jalan muncul secara tiba-tiba ambulan dari arah Surabaya dengan tanpa membunyikan sirine. Mungkin membawa jenazah atau memang ambulan kosong. Dalam keadaan panik tersebut saya masih bisa menghindar dari tabrakan ambulan tersebut karena sopir ambulan mengerem mobilnya. Walaupun tidak bisa berhenti seketika tapi cukup mengurangi kecepatan dari ambulan tersebut dan saya malah menggeber gas kemudian melakukan manuver kekiri untuk menghindari tabrakan. Sampai saya menerabas bahu jalan yang tidak beraspal. Dan alhamdulillah saya selamat dari kecelakaan lagi. Seandainya saya mengerem motor saya, pasti hasilnya akan menabrak ambulan tersebut, dan entah kenapa tindakan saya langsung spontan seperti itu seperti ada yang menuntunnya, entahlah.
Sesaat setelah kejadian tersebut, kaki saya langsung lemas dan bergetar (ngejer) karena membayangkan seandainya kecelakaan itu terjadi. Kesalahan saya adalah tidak melihat kiri kanan saat menyeberang perempatan, asal hijau saya melintas begitu saja. Kesalahan ambulan tersebut adalah tidak membunyikan sirine tanda bahaya walaupun di pagi hari buta yang masih sepi. Hal ini mengingatkan saya akan bahaya kecelakaan itu datangnya dari manapun, walaupun kita sudah berhati-hati tapi orang lain yang tidak berhati-hati maka bisa mencelakaan kita juga. Setelah sholat subuh berjamaah tak henti-hentinya saya mengucap sykur alhamdulillah.
waduh kang ... Panjang umur. Ayo selamatan hehe.
ReplyDeleteAlhamdulillah....ngga tabrakan, itung itung baru diingetin sama Gusti Allah kang.
ReplyDeletesatu hal yang saya kurang suka, selalu saja si Ijo diberi julukan si "butut"...malangnian nasibmu jo...
hehehe..kasian ya kang, di panggil butut terus
Deletesyukur Alhamdulillah mas masih diberi keselamatan
ReplyDeletealhamdulillah mas, mungkin karena niat ngebutnya mengejar sholat berjamaah. mungkin saja malaikat yang ngikuti mas agus jadi ikutin reflek ngegasmm neng malaikatnya dengkulnya tidak ikutan lemes kali ya/ hehe
ReplyDeletealhamdulillah mas selamat dan sehat wal afiat, semoga lebih hati-hati lagi dijalan...
ReplyDeletesemoga itu terjadi terulang, baik kepada om Agus maupun yang lainnya, ngeri juga bacanya heu
ReplyDeletedalam artikel seputar ambulan pun tetap diselipkan unsur otomatifnya.
ReplyDeleteAlhamdulillah selamat yaaa mas..... selalu hati2 yaaa temans .......
ReplyDeletealhamdulillah selamat ya mas itu masih dapat hidayah...semoga bisa lebih berhatu-hati lagi doanya
ReplyDeleteAlhamdulilah Mas Agus hanya Hampir di tabrak ambulan
ReplyDeleteFuji Syukur Allah masih melindungi Mas, semoga kedepanya
Jangan sampai terjadi lagi yah Mas? walaupun hanya hampir
Selamat sore selama beristirahat di Rumah Mas :)
Alhamdulillah...seringnya spontanitas kitalah yang bisa kita andalkan dalam keadaan2 darurat genting yang hanya sepersekian detik saja waktunya ya mas...hal tersebut benar2 berkah dan nikmat yang tak terduga dari Allah, andai saja kita tak punya spontanitas itu mungkin akan lain ceritanya..
ReplyDeletewah serem juga ya mas kalau hampir ketabrak getu. Untung ja masih selamat ya :)
ReplyDeleteitu semua berkat pertolongan yang diatas :)
Alhamdulillah, jurus refleksx masih ampuh *smile
ReplyDeleteAlhamdulillah cak selamat dari kecelakaan,itu tandanya Alloh masih sayang sama sampeyan sehingga melindunya,,,,
ReplyDeleteO,,,,, alah Kang, kang. Bajo ko ko di terjang sih....... untuk Alhamdulillah masih selamat. Inget anakmu rek.... :D
ReplyDeleteSalam
Alhamdulillah mas, yang penting selamat, soal si ijo kan bisa diperbaiki, biar nerobos lampu ijonya secepat kilat, harusnya usul tuh mas kok lampu ijonya cepet begitu.
ReplyDeleteHmm buat pelajaran tuh mas. Lain kali hati hati mas agus.. Ingat hayyu di rumah. Biar mas agus selalu hati hati..
ReplyDeleteMungkin karena mas agus meninggalkan sholat di mushola biasanya. Hehehe
iya mas saya harus hati-hati sekarang
DeleteLain kali hati hati ya???
ReplyDeletealhamdulillah, slamat mas..
ReplyDeleteklo di perempatan lampu merah biasa nyuri2 start, jadi mesti waspda, sya jg sering ngalami, kadang sampe beradu roda
kasian si ijo kakinya patah