Penggemar Olahraga Bola Basket

Olahraga basket memang tidak banyak yang menggemari khususnya di pelosok desa seperti desa saya, Rengel. Bagaimana saya bisa menjadi penggemar olahraga bola basket, hal ini disebabkan oleh teman saya waktu SMP tahun 1999 mengajak saya untuk bermain bola basket. Kami bertiga bermain hanya sekedar dribel asal-asalan dan memasukkan ke dalam ring basket. Teman saya itu memang dulunya dari kota Bojonegoro dan beliau cukup familiar dengan olahraga basket. Minggu pagi kami selalu rutin bermain basket di lapangan bola basket SMP, hanya itu satu-satunya lapangan basket yang ada di kecamatan bahkan kawedanan rengel yang meliputi kecataman soko, kecamatan rengel, kecamatan plumpang. Lapangannya bukan lapangan yang istimewa tapi beralaskan aspal yang sudah mulai mengelupas.

Kostum Basket Klub

Dari sini saya mulai tertarik dengan olahraga basket dan disaat yang bersamaan saya juga sering bermain sepakbola walau hanya asal nendang saja. Kemampuan fisik saya waktu itu sudah lumayan karena tiap minggu pagi setelah sholat subuh saya selalu lari pagi dengan nyeker memutari jalan desa yang total tempuhnya 2.5 km saya putari 2 kali. Sebuah keberuntungan berpihak pada diri saya, saya diajak senior saya untuk berlatih basket dengan klub Rengel In Basket atau RnB. Klub basket ini sama seperti klub sepak bola tarkam yang berisi pemain-pemain yang sudah matang dan tua serta manajemen yang alakadarnya. Mereka ini para lulusan sarjana yang dulunya pernah bermain basket di fakultas dan universitas masing-masing. Klub ndeso ini juga pernah meraih runner up di piala bupati Tuban dalam kejuaraan umum bola basket. Pengalaman dan pelajaran yang di tularkan senior saya pelajari betul dengan seksama. Hingga saat saya lulus SMP tahun 2000 kemudian saya melanjutkan sekolah SMA di kota Tuban yang berjarak 30 km dari Rengel.

Saya memilih sekolah di kota ( SMA Negeri 1 Tuban ) karena memang favorit untuk wilayah jawa timur. Selain mengejar prestasi akademik, saya sangat antusias mengikuti olahraga ekstrakulikuler bola basket. Bertemu dengan teman-teman dari kota tidak membuat saya minder karena saya sudah punya sedikit basic bermain basket dan hal ini sangat membantu perkembangan permainan bola basket saya. Pengetahuan tentang latihan fisik, startegi, trik dan hal-hal tentang bola basket bertambah. Sang pelatih yang juga guru olahraga saya memang asli lulusan Unesa dan mengambil kepelatihan basket, kebetulan juga satu kelas dengan pelatih saya di Rengel yang juga jurusan pelatih basket pula. Latihan rutin dilakukan 3 kali dalam satu minggu untuk persiapan kejuaraan antar SMA sekabupaten Tuban. Dan selama 3 tahun saya ikut dalam tim basket SMA 1 alhamdulillah selalu juara dengan peserta sebanyak 30 tim sistem gugur. Buah perjuangan latihan keras kami. Tim basket SMA 1 Tuban sepakat membentuk klub bernama SMANSA BASKET BALL CLUB atau SBC sebagai syarat untuk mengikuti kejuaraan Kejurda Basket Tingkat Provinsi. Sampai saat ini nama SBC masih di pakai dalam even DBL kompetisi basket pelajar yang alhamdulillah selalu ke babak utama dan prestasi paling tinggi 8 besar wilayah utara jatim bersaing dengan SMAK Frateran dan juga SMA St Maria.

Kegemaran saya pada olahraga basket ini berlanjut ke tingkat perguruan tinggi sampai semester 5. Di basket fakultas ini saya mendapat banyak ilmu dari senior saya yang telah mengikuti banyak kejuaraan. Jember memang gudangnya pemain basket handal untuk wilayah jawa timur. Masuk tim fakultas saya selalu duduk di bench karena memang kalah jauh dengan pemain lain, tapi tetep saja dimainkan untuk rotasi. Pegalaman saya yang paling seru saat final rektor cup melawan Fak. Ekonomi yang di perkuat pemain PON jatim. Juara dengan bangga karena bisa mengalahkan sang juara bertahan dengan 2 kali overtime dengan skor setengah bola. Begitu juga saat kejuaraan umum di Unmuh jember walaupun tidak juara tapi saya bisa merasakan atmosfer persaingan yang syarat emosi dengan penonton yang berjubel. Tim fakultas kalah dengan tim SMA Santo petrus dimana banyak pemainnya dari klub Garuda Jember yang sudah melegenda di Jawa Timur.

Sampai dengan semester 5 saya berhenti untuk bermain basket di fakultas, karena jarak kost-kostan saya dengan lapangan PKM universitas sangat jauh dan latihannya selalu malam hari, saya tidak enak dengan teman karena harus nebeng terus. Saya baru membawa motor GL Pro saya semester 7 karena harus fokus pada seminar dan bimbingan skripsi. Sampai saat ini saya masih suka dengan olahraga basket walau sudah 5 tahun saya tidak pegang bola basket, insya Allah feeling itu masih ada. Saya tinggal merawat kekuatan fisik dengan rajin lari pagi minimal 4 kali putaran lapangan sepakbola.