Kehadiran Putri Pertama

Kehadiran putri pertama kami sebagai buah hati setelah 10 bulan usia pernikahan membuat hati kami berbunga-bunga. Lahir pada hari yang tepat, Hari Minggu karena calon bapaknya libur kerja sehingga bisa menunggui kehadiran pertamanya di dunia ini. 01 Juli 2012 pukul 13.30 WIB di klinik/rumah bersalin Suharti jalan raya tambak agung 89 puri Mojokerto menjadi saksi perjuangan istriku calon ibu dari anak kami saat melahirkan putri pertama kami. Perjuangan yang panjang, mengandung janin 9 bulan dengan pernak pernik khas kehamilan. Banyak suka dan duka didalamnya, tulisannya di sini.

Minggu legi 01 Juli 2012 sehabis shubuh istriku sambat perutnya sakit melilit sekaligus mules tapi tidak bisa (maaf) buang air besar. Jadi mulesnya terasa banget melilit juga iya, tapi mau buang air besar tidak bisa. Hal ini berlangsung hanya sekali bahkan sudah tidak terasa lagi. Kira-kira jam 6 pagi volume sakit perutnya bertambah dua kali dalam satu jam, tetapi istriku memastikan bahwa dia tidak bermasalah dengan kesehatannya. Tubuhnya baik-baik saja cuma sering terasa mules dan sakit melilit. Pukul 8 pagi intensitas sakit perut dan mules semakin sering kira-kira 3-5 kali. Ibu menyarankan untuk segera diperiksakan saja ke bidan desa. Tetapi istriku sendiri memastikan lagi bahwa keadaannya tidak apa-apa. Akirnya saya kasihan juga melihat istriku kesakitan, daripada aku tidak bisa mengatasi sakitnya, lebih baik aku bawa ke bidan. Aku bawa ke klinik bu Harti dengan pertimbangan sekalian saja jika sewaktu-waktu melahirkan bisa diatasi disana. Lucunya, dalam keadaan seperti itu istriku masih sempat aja berdandan, naluri seorang wanita mungkin ya, hehe.

Gl pro 1991 kupersiapkan untuk mengangkut istriku ke klinik yang jaraknya 8 km dari tempat tinggal kami. Dalam perjalanan ke klinik, tiap 100-200 meter, istriku merasakan sakit yang luar biasa pada perutnya, sehingga aku memberhentikan gl pro 1991. Sambil memegangi perutnya dipinggir jalan dengan membungkuk menghadap ke tanah. Banyak orang yang melihat heran, tapi kami tidak mempedulikannya, kami hanya fokus pada rasa sakit istriku. Setelah sakitnya reda, kami melanjutkan perjalanan kembali. Lagi-lagi dalam jarak 100-200 meter, perut istriku kembali terasa sakit dan berulang entah beberapa kali sampai pada tempat klinik/rumah bersalin bu harti. Kami tiba ditempat klinik pukul 10.30 WIB. Perjuangan yang menyita perhatian dan tenaga. Sampai di klinik langsung diperiksa oleh perawat di ruang praktik dan ternyata sudah bukaan 7. Woow fantastis sekali karena sudah bukaan 7 kok tidak tahu mungkin karena kami baru mengalami hal seperti ini. Oleh perawat dipandu agar cepat menjadi bukaan 10 dan siap melahirkan. Celakanya dan gak asiknya saat bukaan 10, aku dipersilakan menunggu di luar ruangan oleh bu Harti dengan pertimbangan nanti merepotkan beliau dan mengganggu konsentrasinya saat menolong istriku melahirkan. Alasan yang masuk akal juga atau memang aku tidak tega melihat istri melahirkan. hehe.

Aku menunggu diluar dengan tegang, panik mendengarkan jerit kesakitan istriku menjelang detik-detik melahirkan. Sambil sholawatan dalam hati dan membaca wirid sebisanya tapi lebih banyak porsi sholawatannya. Akirnya terdengar suara jerit tangis bayi yang keras. Alhamdulillah dalam hatiku, kemudian langsung melakukan sujud syukur di musholla klinik sekalian sholat dhuhur. Lega dan bahagia yang tak tergambarkan rasanya mengingat moment-moment itu. Istri sehat bayi lahir normal dan sehat. Setalah bayi dimandikan dan di gedongi anakku lahir perempuan dengan berat 2.8 gram panjang 48 cm. Lucu dan menggemaskan segera ku adzani di telinga kanan dan kubacakan surat al ikhlas kemudian iqomah di telinga kiri. 
Alhamdulillah kini kami berdua punya anggota baru dalam keluarga kecil kami. Perasaan kami bahagia dan syukur selalu kami ucapkan tanpa henti serta tidak lupa sholawat kepada Nabi.