Menunggu memang menjadi hal yang sangat membosankan dan mendebarkan bagi orang yang pernah merasakannya. Orang tua menunggu pengumuman kelulusan anaknya menjadi hal yang mendebarkan, sebaliknya seorang perempuan menunggu pacarnya yang lagi main game menjadi hal yang membosankan. Namun bagi saya saat dalam kereta api dan saya kebelet buang air besar tapi toilet sudah dipenuhi orang, menunggu itu menyakitkan sekali. Perlu diketahui bahwa kereta api KRD jurusan Surabaya Mojokerto Kertosono tiap pagi selalu penuh dengan penumpang sampai toliet dalam kereta juga penuh. Bahkan para penumpang di toilet masih sempat tidur dan menikmati mimpinya dengan beralaskan koran bekas.
|
Menunggu Kereta Api |
Dalam keadaan seperti ini, waktu serasa berjalan begitu lama sekali. Pengen rasanya cepet sampai stasiun gubeng, padahal perjalanan baru sampai di stasiun kedinding. Masih butuh waktu 45 menit lagi untuk sampai di stasiun gubeng. Walaupun Kereta api krd berhenti setiap stasiun tetapi waktu berhentinya juga tidak terlalu lama. Jika saya memutuskan turun untuk buang air besar di stasiun kemungkinan besar akan ketinggalan kereta. Jika saya ketinggalan kereta akan sulit untuk menemukan angkutan lain seperti bus umum atau ojek. harus jalan kaki terlebih dahulu untuk ke jalan raya dan jaraknya super jauh. Waduh situasi ini memang tidak mengenakkan. Sungguh terasa menunggu itu menyakitkan. Berharap kereta api krd disusul kereta api Bima dari Jakarta atau kereta api mutiara selatan dari Bandung kok ya tidak terkabul. Jika kereta api bima atau kereta apai mutiara selatan menyusul, lumayan ada waktu lama karena kereta api krd harus mengalah dengan bima atau mutiara selatan.
Perjalanan sampai pada stasiun Boharan setelah melewati stasiun krian, tanpa ada tanda-tanda disusul kereta api "besar" kereta api krd berjalan mulus di jalur tiga yang merupakan jalur langsung. Sementara perut ini sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Perjalanan menuju stasiun sepanjang yang jarak tempuhnya 12 menit terasa sangat lamaaa sekali padahal kereta melaju cukup kencang.
Akirnya dengan perjuangan keras menahan buang air besar cukup lama sampai juga distasiun gubeng, dan saya langsung melaksanakan hajat yang telah lama terpendam, hehe. Dengan lari tergopoh-gopoh seperti sedang mengejar maling sampai juga di WC stasiun gubeng yang bersih. Lega juga akirnya, leganya mengalahkan segalanya mengalahkan orang yang tidak punya hutang sama sekali.
Inilah cerita pengalaman saya tentang menunggu yang tidak mengenakkan, alias menunggu itu sakit sekali rasanya.
Selamat menunggu, Jenderal. :D
ReplyDeletesiap komandan
Deletewah.. saya jadi ingat kejadian tadi pagi, hehe. terasa sekali menunggu itu menyakitkan. udah ga tahan pengen buang air kecil, eh di kamar mandinya ada orang. terpaksa buang air di bawah pohon di belakang rumah deh.. pas udah buang air kecil, kamar mandi sudah kosong -_-
ReplyDeletehehe,..jadi kesel rasanya pada orang itu, kok gak dari tadi selesainya...lama banget..
Deleteterima kasih kunjungannya mas..
iya mas, kadang suka jengkel juga. iya sama-sama mas ^^
Deletehahaa... ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga :D
ReplyDeletehahaha....ngemvet itu namanya mbak..babak belur
Delete.. wha..ha..ha..ha..ha..ha..ha..ha.. napa gak ambil batu item aja?!? kan lumayan tuch. he..86x ..
ReplyDeletehahahaha...sudah pegangan gagang kursi kereta mbak...sambil ngempet..
DeletePengalaman yang 'amat mengesankan'. Urusan yang satu ini memang rutinitas dilakukan oleh setiap makhluk hidup. Waktunya ada yang rutin pada jam-jam tertentu namun kadang tidak kita perkirakan. Tentu amat memusingkan menghadapi situasi 'seperti itu'. Menunggu betul-betul 'amat menyakitkan'.
ReplyDelete