Penasaranku terjawab sudah ketika pagi-pagi waktu menunggu kereta api krd di stasiun mojokerto. Pukul 04.45 WIB belum ada tanda-tanda kereta masuk stasiun mojokerto, saya dan teman iseng-iseng jalan di rel jalur 3. Disitu ada bapak-bapak sekitar umur 60 tahun lagi asik duduk diatas rel kereta api sambil selonjoran. Kebetulan ada ibu penjual kacang kapri rebus lewat, sekalian membeli kacang kapri sambil cangkruk diatas rel. Saya, teman, bapak tadi terlibat obrolan singkat karena ada kereta masuk dari arah barat. Ternyata yang masuk bukan kereta api krd melainkan kereta api bima dari jakarta. Obrolan dilanjut lagi dengan santai. Kami menanyakan tujuan bapak tadi mau kemana, ternyata beliau sedang terapi listrik di rel kereta api. Saya kaget juga, ternyata rel di stasiun mojokerto juga mengandung listrik. Teman saya langsung mencoba dan ternyata benar ada aliran listriknya. Untuk jalur 1 listrik nya kecil, jalur 2 agak besar arus listriknya, jalur 3 dan jalur 4 paling besar aliran listriknya. Dengan cara kedua tangan memegang rel satu-satu nanti akan terasa aliran listriknya. Bapak tadi cerita bahwasanya beliau hampir saja kena stroke jika tidak ditangani dengan cepat, kemudian beliau mencoba terapi listrik ini di pagi buta karena masih sepi dan udaranya sejuk.
Saya yang paling alias paling takut dengan setrum tidak berani memegang rel karena takut kesetrum. Akirnya tak berani-beranikan memegang rel jalur satu dan terasa sekali aliran listriknya diujung jari-jari saya. Saya tidak berani memegang rel jalur 2, 3, dan 4 karena takut setrum. Saya cukup familiar dengan metode strum listrik ini, karena bapak saya ahli dalam pengobatan strum listrik. Dulu pernah diterapi beliau, namanya terapi jari berlistrik tapi saya lari terbirit-birit karena takut setrum, baru dipegang saja langsung lari katanya. Nggak takut gimana, lha wong strumnya langsung ambil aliran listrik di rumah dengan memakai alat khusus. Maksud dari bapak saya biar nanti saya bisa menerapi orang jika sudah menguasai metode pengobatan ini. Tapi apa daya baru di pegang dikit aja sudah lari terkencing-kencing, hehe.
Rel kereta api ternyata mengandung aliran listrik yang sudah saya buktikan di stasiun mojokerto, menurut saya boleh-boleh saja dimanfaatkan asal tidak mengganggu jalannya kereta api. Carilah waktu yang sepi misal pagi buta karena jam-jam itu jadwal kereta tidak begitu padat. Semoga bermanfaat.
ntar disangkain bunuh diri yak kalo pada jam2 aktif kereta jalan :D
ReplyDeletebunuh diri berjamaah mbak,hehehe
Deletetapi serius kemarin njingkat2 gara2 alergi sama strum..
iya seh kan sempat rame tuh yak di koran pengobatan pake setrum di kereta api.. jadi pada berjamaah bersunset pinggir KA gitu mas.. hadeeeeeeh.. aneh2 ya -________-
Deletetapi kasihan penumpang kereta api, karena perjalanan mereka terganggu, jadwal mundur lagi
DeleteTernyata rel kereta api pun bisa dimanfaatkan untuk terapi demi kesembuhan suatu penyakit. Tentu harus diambil waktu yang tepat untuk melakukannya agar tidak tertabrak kereta api.Selamat menikmati terapi yang unik. Terima kasih infonya Sobat. Salam cemerlang.
ReplyDeletebetul selaki mas, saya pengang rel kereta api distasiun mojokerto kok nyetrum, jadi penasaran pegang rel yang lain eh nyetrum juga.
Deletesemoga bermanfaat mas.