Home » » Selamat Ujian UAS, Istriku

Selamat Ujian UAS, Istriku

Satu hal yang dulu sering kulakukan (ngebut) kini muncul kembali manakala dihadapkan pada keadaan darurat. Ya..darurat karena siang itu dirumah kami kurang satu jam akan diadakan selamatan 8 bulanan anak kami. Selamatan para ibu-ibu sambil mendoakan agar anak kami sehat dan apa yang diharapkan oleh kami sebagai orang tua terkabul. Istilah di desa kami adalah mudun lemah dengan memandikan anak kami dengan air kembang tanda bahwa anak kami siap untuk menginjak "bumi".

Siang itu juga mendadak istriku ada ujian UAS pada kuliahnya. Saat yang bersamaan kami juga mempersiapkan segala keperluan mengenai acara selamatan tersebut. Mulai dari menata makanan berkat, menggelar tikar dan ulem-ulem ke ibu-ibu tetangga. Bingung, gugup. gupuh kalau orang mojokerto bilang. Keadaan seperti ini sangat tidak mengenakkan antara menyelesaikan acara dan segera berakhir dengan cepat agar segera berangkat ke kampus untuk ikut ujian. Tubuh memang mengerjakan hal di rumah tapi pikiran menerawang ke kampus agar tidak telat ujian, mengingat jika tidak hadir maka tidak ada ujian susulan. Gerak tubuh menjadi tidak sinkron. Kampus istri saya terletak di krian 50 menit dari tempat tinggal kami.

Akhirnya tepat jam 1 siang acara dimulai walaupun ibu-ibu berkumpul seadanya cara langsung dimulai tanpa meunggu kehadiran ibu-ibu yang lainnya. Ya karena gupuh tadi, hehehe. Setelah doa-doa dibacakan dan diamini banyak orang, maka acara memandikan anak kami sebagai prosesi terakhir dimulai. Lega juga rasanya karena sebentar lagi acara selesai. Saat acara selesai kami langsung mengemasi buku-buku yang akan di bawa dimasukkan kedalam tas. Bergegas berangkat dengan Gl Pro 1991. Baru berangkat 200 meter dari rumah, hujan turun dengan derasnya, alhamdulillah dua jas hujan sudah kupersiapkan dan kami pakai masing-masing kemudian berangkat kembali.

gl pro

Dalam guyuran hujan itu, kupacu Gl Pro dengan kencang tidak seperti biasanya, karena aku juga ikut gupuh jangan sampai istriku telat atau ujian telah selesai. Hujan turun dengan derasnya dengan jarak pandang 50 meter dan terkesan ngeblur mengerikan. Rintik hujan yang mengenai tangan dan kakiku terasa seperti hantaman kerikil. Perih clekit-clekit rasanya. Mobil dan sepeda motor aku salip dengan membunyikan klakson, walaupun tergesa-gesa tapi tetep ingat safety riding. Alhamdulillah dalam 30 menit kami sudah sampai di kampus krian tanpa halangan dan istriku bisa mengikuti ujian UAS walaupun telat. Istriku sempat meminta ijin terlebih dahulu pada dosen pengampu mata kuliah. Hati ini lega setelah istriku ikut mengerjakan soal ujian UAS bersama teman-temannya. Happy exam my wife

8 komentar:

  1. waaah msh kuliah yaa trnyta istriny.. smg sukses dan putri cantiknya dpt berkah selamatan ^_^

    ReplyDelete
  2. amiin, iya mbak kuliah di UMS non reguler sebagai tuntutan profesi, hehe

    ReplyDelete
  3. hahaa.. kadang tuntutan profesi itu merepotkan ya.. apalagi kalo sudah menjadi istri dan ibu dgn anak yg masih keciiil gt... tp kalo diniati cari ilmu waaah luar biasa bgt istrinya, pahalanya dobel2... harus makin disayang tuh istrinya, kasian capek ngurusin banyak hal :D

    ReplyDelete
  4. semoga di beri kemudahan dalam menghadapi ujiannya

    ReplyDelete
  5. .. wachhhhhhh,, emank nya gak di jadwal dulu ta?!? kokm bisa sampe kayak gitu. tapi syukur ya?!? acaranya lancar n ujian nya terlaksana. he..86x. Smoga hasil ujian nya memuaskan. aamiin,, ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadwalnya mendadak e mbak, soale kuliah non reguler jadi sak kerso e dosen e, hehe

      Delete

Silakan Tinggalkan Komentar Sesuka Hati, Bebas
Link Hidup ? Jangan Deh

Blog Archive