Home » , » Tradisi Barikan di Malam Kemerdekaan

Tradisi Barikan di Malam Kemerdekaan

Tradisi Barikan di laksanakan pada malam kemerdekaan Republik Indonesia atau tanggal 16 Agustus malam selepas sholat isya' (biasanya selepas jamaah sholat isya' di masjid). Apa sih tradisi barikan itu ? Barikan adalah wujud syukur atas kemerdekaan yang diberikan, begitu juga nikmat sehat oleh Allah subhanahu wata'ala. Wujud dari tradisi barikan berupa kumpul bareng di balai dusun atau di tempat yang ditentukan (bisa juga di jalan desa dengan menggelar tikar) dimana masing-masing warga membawa makanan, buah dan jajan semampunya. Andaikata tidak mampu membawa, juga tidak menjadi masalah karena tidak wajib, yang terpenting kehadiran di dalam acara tersebut. Barang bawaan tersebut nanti di tukar atau boleh diambil oleh siapa saja, asal barang bawaan sendiri tidak boleh dibawa pulang kembali.

Dusun Kasiyan Desa Pohkecik Dlanggu - Mojokerto mengadakan "tradisi barikan" di balai dusun setempat. Rumah atau ruangan dengan luas 8 meter x 20 meter tersebut di beber tikar. Peserta tradisi barikan di kasiyan hanya orang laki-laki atau anak-anak saja, ibu-ibu tidak dilibatkan, entah apa alasannya. Masing-masing warga membawa bervariasi barang bawaan, ada yang membawa buah seperti pisang, jeruk, salak, jajan pasar, dan makanan dalam wujud tumpeng. Saya sendiri di beri amanah membawa makanan nasi dan lauk dalam bentuk setengah tumpeng (wujudnya seperti tumpeng).

Acara tradisi barikan yang pertama adalah sambutan dari kepala dusun atau pak polo, kalau di kampung saya namanya Petengan. Beliau mengutarakan maksud dari tradisi barikan ini, yaitu muji syukur marang Gusti Allah atas nikmat yang diberikan, berupa nikmat sehat, nikmat kemerdekaan khususnya. Beliau mengucapkan terima kasih atas antusias warga dalam menjaga tradisi barikan ini, dengan berbondong-bondong datang ke balai dusun. Acara berikutnya adalah tahlil di sertai istigotsah dan doa. Doa untuk pahlawan, pejuang dan leluhur dusun kasiyan.

Saya sendiri baru mengetahui tradisi semacam ini, karena di kampung asal saya tidak ada tradisi barikan atau malam tirakatan sekalipun. Saya berangkat dari rumah lepas jamaah sholat isya' dengan jalan kaki karena memang dekat rumah. Di balai dusun sudah ramai orang tua, pemuda dan anak-anak dengan aneka makanan yang ditata di depan para hadirin seperti pada acara kenduren. Selepas acara selesai saya mengambil buah jeruk, salak,semangka dan jajan pasar yang saya masukan dalam kantong plastik. Lumayan banyak yang saya bawa pulang karena memang dianjurkan untuk di habiskan. Walaupun bebas mengambil, saya tetap mengambil apa yang ada depan saya, bukan mengambil apa yang jauh dari saya. Begitu acara pengambilan barang bawaan selesai tiba saatnya pulang. Mencari sandal jepit yang saya bawa tidak ada, karena kelihatan bersih (sering saya cuci) jadi incaran para hadirin, saya bertanya pada panitia apakah sandal juga bisa diambil untuk ditukar?beliau tersenyum dan itu tandanya sandal saya dembat orang kampung. Tetapi saya masih bersyukur dan masih untung dengan kejadian ini, karena saya tidak membawa serta motor saya dan istri saya. Tradisi barikan memang unik dan patut di lestarikan sebagai bentuk syukur dan wujud dari silaturohim.

91 komentar:

  1. pertamax...
    mas agus.. ajarin dong.. biar jumlah pengunjung sampai 7 ribuan kayak blognya mas agus (maaf gak nyambung sama artikel ya)

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga baru tau ada tradisi barikan...

      eh omong2.. bisa numpang di partner link gak mas agus.. atau kita tukeran lah hehehe

      Delete
    2. emang blog saya 7ribuan pengunjungnya, itu cita-cita saya mas pay, belum pernah kesampaian. mentok di 3 ribuan, mas pay pasti lagi merendah nih, blog keren punya mas pay malah lebih dari pencaapaian blog koplak ini.
      link tak pasang mas

      Delete
    3. tukar link dong biar ketularan keren kaya blog mas agus

      Delete
    4. sudah nancap mas link nya get my archive. kalau standarnya pageview sih tidak sampai 3ribu kok mas..

      Delete
    5. ya ajarin keywornya lah ya ...

      Delete
    6. terima kasih banyak klo begitu hehehe...

      Delete
    7. keywordnya bisa di analisa dengan adwordds keyword tool kemudian artikel yang ada keywordnya di blok mas, pasti mas pay sudah handal deh

      Delete
    8. Masalahnya pas di coba gak ada perubahan significant (bener gak ya tulisan nya)
      oke mas trims..
      oya maafin lahir dan batin jika saya suka ngeguyon kpleset ketik, menyinggung prasaan.... saya cuma ingin buat orang tersenyum lalu saya buat repot. deh.. hehehee maaf ya mas...

      Delete
    9. mungkin backlink juga di perhitungkan ya mas, soalnya saya jg tidak memperhatikan hal seperti ini. Saya cuma menjalankan saran dari mas pay, yaitu rajin berkunjung dan rajin posting, itu saja mas.
      kalaupun guyon itu sudah jadi hal yang wajib dong buat kita kita,tidak ada yang menyinggung sama sekali mas, kalaupun ada sudah di ikhlaskan dan dimaafkan saat itu juga.
      saya jg salim dl minta maaf sama mas pay kalau gitu, sungkem ndlosor dulu ah...

      Delete
    10. seru banget yang dibicarakan beliau berdua di atas...tapi sayang, saya nggak paham babar blas...urun senyum aja deh...

      Delete
    11. saya sebenarnya juga tidak paham lho mbak, macak paham..hihihi

      Delete
    12. paham itu bahasa asingnya "isme" ya?

      Delete
    13. itu menjurus pada paham atau mahzab aliran tertentu, contohnya rawinisme

      Delete
    14. namanya disebut...bentar lagi orangnya datang...

      Delete
    15. Saya Suka Makan berarti saya ini Makanisme ya?

      Delete
    16. mbak khusna : belum mbak, kan belum disebut tiga kali sambil nggedruk lemah.
      mas mus : nah ini betul sekali, kalau suka jajan, berarti jajanisme dong

      Delete
    17. wah saya juga pengen tuh pageviewnya sampe 3ribuan gitu :o

      Delete
    18. boleh juga nih mas,silakan dicoba tekniknya masing-masing

      Delete
    19. wah para master sedang berdiskusi nih.
      saya masih newbie jadi cuma bisa berdecak kagum. ^_^

      Delete
    20. saya hanya anewbie kok mas, sama aja saya juga kagum dengan master master diatas

      Delete
  2. barikan ya Pak, kalau di kampung saya di Kasihan namanya tirakatan, biasanya dihadiri semua warga dari anak-anak, ibu-ibu , pemuda, bapak-bapak sampai eyang-eyang. Makan-makan disiapkan oleh kawula dapur atau ibu-ibu dari sorenya, masak kue-kue, gulai ayam sebagai hidangan utama dan minuman yang biasanya teh. ada tumpengnya juga, tapi tumpengnya merupakan salah satu perlombaan yang diikuti ibu dasawisma, tiap team menghidangkan satu tumpeng cantik bertema kemerdekaan, trus dilombakan, jurinya Pak Dukuh dan perangkat kampung.

    sebelum lomba tumpeng, ada penaikan bendera merah putih yang diiringi lagu Indonesia Raya oleh muda-mudi kampung, setelah itu doa bersama, baru perlombaan tumpeng dan pembagian hadiah dari lomba-lomba yang diadakan sejak tgl 1 Agustus, semacam turnament voli dan sepak bola...seru banget deh pokoknya....tuuuuuhhhh kan, saya jadi mrebes mili kelingan desa saya...di sini nggak ada yang seperti itu...

    kalau jaman dulu (tahun 90-an) malah lebih seru lagi karena kadang ada pegelaran wayang semalam suntuk dari dalang lokal, atau panggung kethoptak---semacam wayang orang gitu---artis-artisnya juga lokal warga pedukuhan, juga ada karawitan--konser gamelan--, saya kejatah yang pegang saron loh...tapi sekarang sudah lupa not-nya dan cara mukulnya...hadeuh, saya tambah mrebes mili ingat masa kecil saya...huhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. di kasihan sana malah lebih bagus lagi ternyata, masyarakat level pedukuhan sangat mengapresiasi kemerdekaan RI. Beliau beliau memberi sumbangsih pada bidang keahliannya,sama seperti pejuang dulu yang memberikan sumbangsih menurut keahliannya, mulai dari perang, mempersiapkan logistik, kesehatan dan ahli strategi.
      siangnya ada lomba khas 17 an loh mbak, dimulai jam 7 pagi maghrib baru selesai.saking banyaknya peserta, hehe

      Delete
    2. tuh kan, seru seandainya barikan digabung sama tirakatan. apalagi kalo ada panggung keseniannya.

      Delete
    3. pasti seru dan begadang sampai pagi, habis lihat ludrukan lihat wayang...bisa bisa sangu kopi dari rumah nih..hehe

      Delete
    4. siangnya ada barongan ma reog ponorogo,,,,
      paling suka saya

      Delete
    5. ada yang ndadi makan beling ya mbak, sama makan dedek

      Delete
    6. siapa yang ndadi Pak, bukan saya lho...

      Delete
    7. yang ndadi namanya wariban tetangga saya, memang senang ndadi kalau main jaranan. hehe

      Delete
  3. barikan itu istilah jawanya ya mas, di mana-mana tradisi ini sudah berlaku termasuk di disini, sayang barikan kemarin malam di sini kurang menggigit karena persertanya berkurang

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mas arif, barikan itu bahasa jawa. artinya saya tidak tau.
      lha tradisi seperti ini saja saya baru tahu jee , mas. hehe
      dan asiknya saya bisa mengenal lebih dalam tentang tradisi ini, termasuk tentang tukar menukar barang bawaan.

      Delete
  4. perlu di contoh sebenernya nih mas.... wujud syukur mengenang jasa pahlawan kita yg bawa bambu runcing ...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya sudah mencontoh je mbak, hehe
      lha gimana lagi wujud guyub rukun sama tetangga

      Delete
  5. saya baru dengar istilah 'barikan'...makasih infonya sob,dan tentunya tradisi tersebut harus tetap dilestarikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga baru dengar kok mas, jadi ada teman e kan

      Delete
  6. mantep Mas acaranya. membuat makin guyub ya...
    kebayang pasti seru tuh acaranya. apalagi kalo dapet sangu dari pak kepala dusun ya, hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. untung aja pak hansipnya belum patroli mas, sangunya dari warga sajalah..

      Delete
    2. Guyup rukun sak wargone
      Meriah acarane
      Nganti ilang sandale.

      Delete
    3. yang pasti nilai kerukunannya, point banget.

      Delete
    4. saking rukunnya sampai sandal juga di sikat juga, hehehe
      point banget deh, saya bisa ketemu tetangga, bisa salaman itu sudah luar biasa

      Delete
  7. Macam2 ya tradisi di negeri kita ini. Wah Baru bisa silaturahmi lagi ni mas agus, Mohon maaf lahir batin ya dan Dirgahayu Indonesia !! (maaf ga nyambung dengan postingan :D)

    ReplyDelete
    Replies
    1. mohon maaf lahir batin juga mas WS, lama nih tidak nongol apa masih dalam bulan madu ya sama istrinya

      Delete
  8. wah sayang tradisi seperti ini di daerah ane gak ada, padahal asik bisa makan rame2 hehhehheheee

    ReplyDelete
  9. tradisi ini aq baru dgr, rasa2x gmn ya klo kesana gk bawa apa2 tp pulang bawa apa2 hehe..., emank manusia dasarx senang yg gratisan, andaikan sy kesana jg pasti sy gk bawa apa2...

    ReplyDelete
    Replies
    1. d kampung saya,,,
      g bawa jga g pp mas,,,,
      ada jga kok,,,,
      plgnya nanti kebagian juga

      Delete
    2. hehehe....semua pasti kebagian, karena banyak sekali makanannya, enak yang gratis tinggal makan ya mas , mbak, hehehe
      itu idola saaya juga lho

      Delete
  10. d kampung saya namanya barikan juga mas,,,
    biasanya d adakan d lapangan/ d bali desa malam 17agustus bakda maghrib,,,

    salam merdeka

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini dia sang empunya tradisi barikan dari tlatah ponorogo sana..
      jajannya enak enak lho mbak, kan masih terasa suasana idul fitri, hehe
      merdeka................

      Delete
    2. ternyata ada juga yang sama.... senasib nih.... :)

      Delete
    3. kalau mojokerto, jombang sampai ngawi insya Allah sama mas, untuk tuban kok tidak ada ya, hehe

      Delete
  11. wah ini saya malah baru tau mas.. si sumatra di tempat saya tinggal tidak ada tradisi barikan mas... acaranya ya pas hari 17an dari pagi sampai sore... hehehe.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. berbagi informasi berarti ini mas, mayan kan menambah pengetahuan, hehe

      Delete
  12. saya baru tahu tentang tradisi barikan....banyak di daerah lain juga yang memiliki tradisi unik untuk menyambut hari kemerdekaan... tapi menurut saya intinya semua sama.. yaitu bersyukur atas kemerdekaan yang telah didapat....

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini juga betul sekali mas, yang penting bersyukur bersama itu lebih baik..

      Delete
  13. seperti tirakatan ya mas

    yap. sepertinya mas agus lagi menjalankan sunah Rosul. mengambil makanan yang terdekat walau disekeliling melimpah makanan yang menggiurkan, apa lagi kalau wajib dihabiskan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. seperti tirakatan gitu pak, betul sekali.
      hehe...etika tetep harus dijaga walaupun makanan disana menggoda untuk diambil, gatel tangan saya pak.

      Delete
  14. Di tmpt sy ada slametan di jalan ...dgn penerangan pakai obor. Seru deh pokoknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini seru mbak karena ada obornya.
      serunya lagi kok ya di jalan mbak apa tidak ketabrak mobil nantinya

      Delete
  15. baru tau, dan baru dengar saya . . . , BARIKAN yah . . .

    ReplyDelete
    Replies
    1. oo barikan yaa... baru tau juga sy nih..
      itu basa jawa apa basa lain?

      Delete
    2. Karangpandan Tawangmangu
      Orakencan Ning Ketemu..

      Semacam itulah yang namanya barikan

      Delete
    3. bukan baru denger mas... baru baca.. hihih

      Delete
    4. saya juga baru tahu kemarin itu , jadi kita sama senasib,
      itu bahasa jawa entah artinya apa, mungkin betul kata mas mus djono barikan itu balikan setelah putus dengan pacar, hehehe

      Delete
  16. Tradisi yang sangat kuat disana ya mas yakni tradisi mensyukuri dengan nikmat yang telah diberikan sekarang.Luar biasa tradisi mensyukurinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang penting guyub rukun sama tetangga mas, indah nya kebersamaan..

      Delete
  17. Mantap banget acara barikane bisa tukertuleran lagi, namun seandainya bawa istri yang mengelitik dan bikin ngikik kikikikikikik

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu dia mas, nanti jika bawa istri, masak istri saya ditukar dengan yang lebih tuwa, kan saya merana, untung saya tidak bawa istri saya, hehe

      Delete
  18. Menarik sekali acaranya. Gambar ilustrasinya bila ada mohon ditampilkan sobat. Tradisi yang perlu terus dilestarikan di masa-masa mendatang. Sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kemerdekaan bangsa Indonesia. Mengenang jasa para pahlawan kusuma bangsa. Berdoa untuk arwah para pahlawan kemerdekaan Indonesia. Disamping itu juga mengeluarkan sedekah atau shodaqoh pada acara Barikan tersebut. Semoga acara menyongsong peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke-68 ini dapat diambil hikmahnya. Salam cemerlang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saran yang bagus dari mas herdoni wahyono, berhubung saya tidak mengambil gambar dari acara tersebut karena tidak membawa hp, untuk mencomot gambar dari internet memang saya kurangi walaupun menyertakan link sumber gambar tersebut. Saran ini akan saya lakukan untuk artikel saya selanjutnya. terima kasih mas herdoni.
      ada acara sawer juga dengan menyumbang sak ikhlas e

      Delete
  19. Saya sepakat dengan Mas Herdoni Wahyono. Ulasan yang bagus dan menarik ini akan semakin kemilau (pinjem kata mas Budi os 19) kalau dilengkapi dengan foto atau gambar apa saja yang sesuai dengan artikelnya. Namun demikian saya sudah bisa menangkap "main idea" nya. Tradisi ini sangat menarik untuk dipublikasikan di koran hmmmm. Menambah wawasan saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi kalau di publis di koran dengan reportase mendalam dari kang asep, akan menjadikan tradisi ini terhindar dari kepunahan karena sudah terdokumentasikan.
      gambar nya sengaja tidak saya sertakan karena saya tidak mengambil gambarnya sendiri. Lain artikel akan saya sertakan gambarnya jika dirasa perlu.
      terima kasih kang asep

      Delete
  20. Saya baru dengar nama tradisi berikan ini Kang Bud, kalau boleh sya tahu nama "Barikan" dari bahasa mana ya ? Apa seperti bahasa yang diplesetkan dari kata dasar "berikan" ? Trims sebelumnya.

    Salam wisata

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf salah orang nih kayaknya hehe...

      Delete
    2. saya sendiri kurang tahu tentang asal muasal barikan ini, karena saya juga baru mengerti istilah dan tradisi ini saat saya mengikutinya.

      Delete
  21. mungkin tiap daerah namanya lain-lain yah mas Agus, kalau di tempat saya namanya tirakatan, kalau barikan sih saya baru tahu sekarang, makasih infonya mas Agus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin mirip juga dengan tirakatan, saya juga tidak pernah ikut tirakatan lho mas, kedua tradisi ini tidak populer di kampung asal saya, hehe

      Delete
  22. Semacam bersih deso ngunu ya mas kayaknya. Mantep dan perlu dilestarikan tradisi ini...

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu juga mirip banget mas, tapi beda lho ,ini kan malam waktunya. hehe

      Delete
  23. Dimalam kemerdekaan tempat ane cuma ngadain pawai obor aja mas, itu sepengetahuan ane, tak tau juga kalau ada acara yang lain-lain lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. bagus tuh mas pawai obor kayak takbiran gitu..dulu kan memang belum ada listrik ya mas

      Delete
  24. kalau di tempat saya ada pawai obor.. meskipun harga bbm naik terutama minyak tanah tapi tetap dilaksanakan... merdeka

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu menghargai pahlawan namanya mang, tidak pandang bulu walau harga minyak tanah tinggi tapi tetep bikin obor

      Delete
  25. dari semenjak saya kecil dulu, ternyata tradisi ini masih ada ya mas, kalo positif sepertinya harus di lestarikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. positifnya sih bisa mengenal tetangga mas, apalagi tetangga yang jarang keluar rumah jadi bisa salaman, syukur - syukur dapat sangu, hehehe

      Delete
  26. wah kalo dikampung saya ada yg kaya gituan pasti seru tuh mas.. tapi sayangnya ga ada :p

    ReplyDelete
  27. saya baru mendengar tradisi barikan mas, terimakasih untuk infonya, mungkin beda penyebutan di halaman saya, tapi intinya sama yakni bersyukur

    ReplyDelete
    Replies
    1. beda penyebutan tapi intinya sama ya mas, guyub rukun antar tetangga itu pointnya

      Delete
  28. hehehe...kalau dibandingkan dengan harga buah-buahan yang diplastikin dan dibawa pulang, tentu keuntungan masih diperoleh...berapa coba harga sendal jepit+ongkos cuci nya coba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan masalah untung ruginya lho kang, masalahnya ini etika aja kok, yang bukan miliknya kok ya diembat, untung istri saya tidak saya bawa, kalau saya bawa diembat juga ntar

      Delete

Silakan Tinggalkan Komentar Sesuka Hati, Bebas
Link Hidup ? Jangan Deh