Home » » Kereta Api KRD Surabaya Kertosono Mogok

Kereta Api KRD Surabaya Kertosono Mogok

Lama juga tidak menulis di blog karena jenuh, akirnya bisa kembali lagi menulis dengan tingkat kejenuhan 40 % hehe. Pengen nulis apa ya setelah lama vacum, akirnya aku pilih melanjutkan kisah perjalanan dengan kereta api. Masih tetap setia dengan perjalanan pergi pulang naik kereta api KRD, kali ini aku akan posting KRD yang mogok di Stasiun Krian dan Stasiun Kedinding. Cekidot. :D.

Merasakan sensasi kereta api Krd mogok di tengah perjalanan membuat perjalanan pulang kerja kali ini terasa berbeda. Rasanya nggak seperti hari-hari biasanya yang terasa hambar dan gak ada suasana lain. Kamis tanggal 16 Februari 2012 kereta yang saya tumpangi mogok di Stasiun Krian. Padahal lokomotif kereta yang digunakan bernomor seri CC bukan BB lagi. Ini pertanda apes atau memang di kasih hiburan ya... hehehe

Awalnya, dari Stasiun Gubeng kereta berjalan normal bahkan lebih cepat dari biasanya. Saya yang tertidur pulas dalam kereta dibangunkan oleh kondektur kereta untuk menarik karcis. Sampai Stasiun Sepanjang saya tidak bisa memejamkan mata lagi, akirnya saya putuskan untuk melek walau capek menjalari tubuh ini. Ketika kereta sampai pada stasiun Boharan pertanda kereta mogok sudah diketahui. Berjalannya pelan, ibarat sepeda motor berjalan pada gigi 1 tidak bisa di oper ke gigi 2. Keadaan ini berjalan sampai stasiun Krian, di sini kereta sudah tidak bisa jalan lagi tidak mampu untuk mengangkat beban 6 rangkaian gerbong kereta.

Setelah menunggu sekitar 15 menit baru di umumkan lewat pengeras suara stasiun bahwa kereta mogok tidak bisa melanjutkan perjalanan dan harus menunggu lokomotif kereta dari dipo induk Sidotopo, Itupun kalau ada loconya. Saya mulai berandai-andai jika di dipo sidotopo ada kereta berarti kurang satu jam lagi lokomotif akan datang, jika tidak ada ada maka menunggu lokomotif kerata Rapih Doho dari kediri yang akan tiba di stasiun Gubeng pada pukul 21.30. Lama juga pikir saya. Dari pada mikir kereta mending sholat maghrib dulu di masjid sebelah stasiun Krian. Setelah sholat maghrib saya menunggu sambil membaur dengan para penumpang lain. Waktu sholat memasuki Isya' belum ada tanda-tanda kedatangan kereta. Akirnya saya putuskan sholat Isya' sekalian.

Dari arah Surabaya memancar cahaya seperti kereta datang, hati terasa tenang karena sebentar lagi lokomotif datang, setelah mendekat ternyata kereta dinas yang mau melanjutkan ke Madiun. Ndilalah...Kereta dinas ini mogok juga pas distasiun Krian, jadi ada dua kereta yang mogok di stasiun yang sama. Hari mogok bagi kereta kali ya karena tidak pernah di servis cuma dipakai aja.

Lokomotif kereta datang juga dari Dipo Sidotopo pada pukul 21.30 langsung menyambung kereta dinas ke rangakaian Krd kemudian menggandeng rangkaian Krd. Pukul 21.45 kereta berangkat melanjutkan perjalanan, sampai rumah pukul 22.30. Sungguh perjalanan yang penuh tantangan.

Kereta Inspeksi yang mogok di Krian (foto Pribadi diambil di Gubeng)



Dok Pribadi



Dilain tanggal masih di hari kamis kerata KRD juga mengalami mogok di stasiun Kedinding dengan nomor lokomotif CC juga, dengan masinis yang sama. Padahal lokomotif yang di gunakan adalah loko yang biasa di pakai KA Mutiara Selatan. Ada apa ini dengan malam jum'at. hiiiiiiiiii serem.
Semoga perjalanan kedepan lancar tidak ada kereta mogok lagi...

2 komentar:

  1. Wah, 'seru' juga mengalami KA mogok ya...#ups

    Kalau lg ngomongin dgn teman-2 jika terkena macet , yg kemudian jd topik adalah ttg ANDAI KA mogok di tengah-tengah area sawah atau hutan? Mau pindah gnti nak bis jauh dr jalan raya.

    Betewe, itu KA yg mogok di lain waktu kok ya loko dan masinis yg sama?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kok seru sih mbak, hihihi
      yang di stasiun kedinding itu jauh dari "peradaban", alias stasiun tengah sawah mau ganti transportasi lain gak ada, mau naik bus jauh dari jalan raya, jadi terpaksa menunggu.
      Kata temen2 dalam kereta masinisnya belum mandi junub mbak, hehehehe

      Delete

Silakan Tinggalkan Komentar Sesuka Hati, Bebas
Link Hidup ? Jangan Deh