Rangkuman Perjalanan KA KRD Tanggal 13-17 Oktober

Saatnya update tentang perjalanan lima hari bersama kereta api rakyat KRD Kertosono jurusan Kertosono Surabaya Kota PP. KA KRD atau KA 456 tetap menjadi andalan saya untuk berangkat kerja, jam berangkat KRD dari Mojokerto (tepatnya) pada pukul 05.33 WIB. Jadwal kedatangan di Stasiun Gubeng pada pukul 06.33 WIB.

Baik mari saya mulai perjalanan dengan kereta api KRD pada tanggal 13 Oktober 2014, KRD datang Stasiun Mojokerto pukul 05.49 berangkat kembali pukul 05.52 WIB dengan lokomotif CC2030202 (CC0339) dengan membawa 6 rangkaian kereta api ekonomi, biasanya sih 7 rangkaian. Okupansi KRD Kertosono untuk Hari Senin penuh sesak. KRD berangkat Stasiun Krian pada pukul 06.15, Stasiun Sepanjang 06.30, Stasiun Wonokromo 06.39 dan kedatangan KA KRD di Stasiun Gubeng pada pukul 06.45 WIB.

Perjalanan KRD Tanggal 14 Oktober 2014 dengan lokomotif CC 20340 (CC203 02 03) yang dijuluki preman dari Sidotopo (sering dapat entah mobil, truck atau orang). Datang Stasiun Mojokerto 05.33 bersilang dengan kereta api Dhoho tujuan Blitar 05.39. KRD berangkat Stasiun Mojoketo pukul 05.40, berangkat Stasiun Sepanjang 06.20, Stasiun Wonokromo 06.30, kedatangan KRD di Stasiun Gubeng pada 06.40 WIB.

Kereta Api KRD Tanggal 15 Oktober 2014 datang Stasiun Mojokerto 05.39 berangkat kembali pada 05.42 dengan lokomotif CC201 77 13. Kedantangan KRD di Stasiun Wonokromo pada 06.30 diberangkatkan kembali pada 06.33 dan kedatangan di Stasiun Gubeng pada pukul 06.38.

Rangkuman Perjalanan KA KRD Tanggal 13-17 Oktober

KRD tanggal 16 Oktober 2014 datang di Stasiun Mojokerto 05.32 berangkat pada 05.37 karena bersilang KA Dhoho dari Surabaya tujuan Blitar pada pukul 05.35. KRD ditarik lokomotif CC201 77 03 denga suara klakson nyaring, KRD datang Stasiun Gubeng pada 06.38 WIB.

Nah untuk Hari Jum'at tanggal 17 Oktober 2014 saya mengawali berangkat dari Stasiun Tarik. Letak stasiun tarik dari arah barat itu setelah Stasiun Mojokerto kurang lebih 10 km dari Stasiun Mojokerto. Alasan ingin naik di Stsaiun Tarik, ingin mencari suasana baru. Kedatangan KRD di Stasiun Tarik pada pukul 05.45 (tepat) diberangkatkan kembali pada pukul 05.47 dengan lokomotif CC2039813. Kedatangan KA KRD di Stasiun Gubeng pada 06.38 WIB.

Rangkuman Perjalanan KA KRD tanggal 13-17 Oktober 2014 (5 hari) sangat memuaskan, tidak di susul kereta api Mutiara Selatan sama sekali, jadi perjalanan dari Mojokerto tujuan Surabaya lancar terkendali. Kedatangan di Stasiun Gubeng juga tidak terlalu mepet dengan jam kerja. Terima kasih crew KA 456 (KRD Kertosono), terima kasih PT KAI, jadwal ini sudah akomodatif.

Takut Pada Polisi

Jaman sekarang orang sudah tidak begitu takut pada polisi. Hal ini disebabkan oleh semboyan polisi mengayomi dan melindungi masyarakat juga sebagai mitra masyarakat. Jarak antara polisi dan masyarakat kini di pangkas, yang dulunya polisi itu di takuti dan disegani kini mulai agak berkurang, entah apa penyebabnya. Anak-anak kecil dulu kalau menakut-nakuti agar tidak nakal, orang tua menakut-nakuti dengan kata selingan nanti di tangkap pak polisi.

Intinya pamor polisi kini sudah mulai pudar kewibawaannya menurut saya pribadi. Salah satu contoh adalah ketika ada razia, operasi kelengkapan surat dan kelengkapan motor kita sering menawar atau bahkan oknum polisi yang menawarkan jasa titip sidang (titip uang). Kita sebagai pemilik uang jelas lebih berkuasa dari pada pak polisinya, dengan bahasa sikap yang kurang sopanpun kepada polisi tidak ada tindakan atau reaksi apapun setelah mereke menerima uang titipan sidan tadi.

Hari Sabtu kemarin, saya benar-benar takut pada polisi yang melakukan operasi surat dan kelengkapan motor di daerah Kabupetan Sidoarjo tepatnya di wilayah kecamatan Krian. Di area lampu trafik (lampu merah) sebelum rel kereta api tepatnya. Saya berjalan stabil tidak lebih dari 60 kpj dari Mojokerto tujuan Surabaya. Karena konsentrasi penuh ada pengendara yang memotong jalan saya langsung putar balik begitu saja tanpa menghiraukan ada tidaknya kendaraan di belakangnya. Setelah saya melihat kedepan kurang lebih 400 meter, ternayta ada razia oleh polisi persis di lampu trafik. Otak saya langsung bergerak cepat dan saya ikut putar balik setelah memastikan keadaan aman untuk putar balik.

Takut Pada Polisi

Alasan saya putar balik, menurut kabar dari rekan-rekan bahwa polisi di wilayah Sidoarjo "galak" terhadap motor Gl Pro, Max dan CB yang memakai lampu bulat dan "pesek". Biasanya lampu bulat dan pesek tidak memakai spidometer. Memakai spido meter ukuran kecil pun tetap di permasalahkan. Belum lagi bentuk sein yang tidak sesuai dengan ukuran (kecil) juga di permasalahkan, masalah kapasitas mesin juga dipermasalahkan. Begitu juga motor GL dan CB yang memakai elektrik stater juga dipermasalahkan. Tanpa pikir panjang saya langsung putar balik dan mencari jalan lain karena motor saya masuk dalam kriteria "dipermasalahkan".

Begitu mendapat jalan lain ternyata banyak juga yang melintas di jalan tersebut bahkan motor mereka terhitung komplit kelengkapannya.

Perjalanan KA Rapih Dhoho 6-10 Oktober 2014

Nah ini dia catatan perjalanan pulang kerja saya dari Surabaya Gubeng tujuan Mojokerto dengan kereta api Rapih Dhoho Surabaya Blitar via Mojokerto Jombang. Sebelumnya sudah saya rangkumkan rekapitulasi perjalanan berangkat kerja dengan kereta api Lokal KRD Kertosono selama satu minggu.

Kereta Api Rapih Dhoho dengan nomor KA 435 merupakan kereta terakhir jurusan Surabaya Blitar lewat Jombang dan kereta ini akan menginap di Stasiun Blitar tidak meneruskan perjalanan ke Malang. KA 435 di jadwalkan berangkat dari Stasiun Gubeng pada pukul 16.55 WIB atau jam 5 sore kurang 5 menit. Berikut ini rangkuman perjalanan pulang kerja saya menuju Stasiun Mojokerto 6-10 Oktober 2014.

Senin tanggal 6 Oktober 2014 KA Dhoho datang Stasiun Gubeng pukul 17.06 dan berangkat kembali pada pukul 17.10 WIB lambat 15 menit saja. Lokomotif yang berdinas adalah CC201 77 11 dipo induk Sidotopo. Perjalanan sangat lancar hingga sampai di Stasiun Mojokerto pada pukul 17.57 WIB, tidak ada satu jam. Untuk hari Senin, walaupun telat tapi masih istimewa.

Selasa Tanggal 7 Oktober 2014 KA Dhoho datang Stasiun Gubeng pada pukul 17.20 WIB dan berangkat kembali pada 17.23 WIB lambat 22 menit saja. Lokomotif penarik KA Dhoho CC201 77 10 dipo induk Sidotopo. Perjalanan lancar dan terkendali sampai di Stasiun Mojokerto 18.10 WIB, masih bisa di toleransi keterlambatannya.

Rabu Tanggal 8 Oktober 2014 KA 435 Dhoho datang Stasiun Gubeng 17.14 berangkat kembali pada pukul 17.16 dengan lokomotif CC201 89 09 dipo induk aslinya Cirebon. Kedatangan KA Dhoho di Stasiun Mojokerto pada pukul 18.04 WIB. Cukup bagus karena tidak sampai satu jam sudah sampai tujuan.

Perjalanan KA Rapih Dhoho 6-10 Oktober 2014

Kamis Tanggal 9 Oktober 2014 KA Dhoho mengalami keterlambatan, datang Stasiun Gubeng pada 18.17 WIB dan berangkat kembali pada 18.19 WIB dengan lokomotif CC201 89 09. Sementara di jalur 3 stand by KA Penataran Ekspres dengan lokomotif 20607. KA Dhoho di susul KA Arjuno Ekspres di Stasiun Krian pukul 18.50. Melanjutkan perjalanan di Stasiun Tarik kemudian bersilang KA Pasundan dan bersilang KA Argo Wilis. KA Dhoho datang di Stasiun Mojokerto pada pukul 20.06. Telat nya lumayan lama, sehingga tiba di rumah dengan selamat pada pukul 20.30 WIB. Asiiik.

Jum'at tanggal 10 Oktober 2014 KA Dhoho mengalami titik nadir keterlambatannya. Berangkat di Stasiun Gubeng pada 18.30 setelah KA Turangga dan KA Arjuna berangkat duluan. Walaupun lambat 2.5 jam, tapi tetap semangat menunggu kedatangannya. Lokomotif ditarik CC 201 89 09. Di Stasiun Kedinding (setelah Krian) bersilang KA Dhoho dari Blitar, kemudian bersilang KA Pasundan, disusul KA Mutiara Selatan dan bersilang KA Argo Wilis. Lemes sudah menunggu di Stasiun Tarik satu jam lebih. KA Dhoho tiba di Stasiun Mojokerto pukul 20.30, dan saya sampai rumah pukul 21.00, mantap.

Demikian rangkuman perjalanan saya dengan kereta api Dhoho, walaupun telat tapi saya tidak kapok, karena tiap hari tetap saya gunakan jasa angkutan kereta api Dhoho ini. Semoga jangan telat lagi ya nak.


Rekapitulasi Perjalanan Kereta KRD 6-10 Oktober 2014

Liku-liku perjalanan dengan Kereta Api Lokal KRD Kertosono untuk menuju tempat kerja pada tanggal 6-10 Oktober 2014. Tulisan tentang kereta api KRD Kertosono ini saya buat sebagai laporan mingguan untuk saya sendiri maupun untuk orang lain jika merasa tulisan ini bermanfaat. Rangkuman kedatangan dan keberangkatan KRD Kertosono dimulai pada tanggal 6 Oktober 2014 tepat pada Hari Senin.

Ini Rangkuman KRD Minggu Sebelumnya : Rekapitulasi Perjalanan dengan KA Lokal KRD

Hari Senin 6 Oktober 2014, Kereta Api Lokal KRD Kertosono Surabaya dengan nomor KA 456A datang Stasiun Mojokerto pada pukul 05.35 WIB diberangkatkan kembali pada 05.40 WIB. Lambat hanya 7 menit saja yang jadwal berangkat semestinya pada pukul 05.33 WIB. KA KRD Kertosono di tarik menggunakan lokomotif CC201 77 09 dipo Induk Sidotop (SDT) dengan okupansi penumpang lumayan longgar, sekitar 125% dari total tempat duduk 106 penumpang. Jadi masih ada yang berdiri namun tidak berdesakan. Sampai di Stasiun Kedinding pada pukul 06.04 berjalanan sangat hati-hati atau bahasa jawanya klenak klenuk kayak orang habis sunat. Kecepatannya sekitar 30 Kpj hingga masuk Stasiun Krian menjadi telat 10 menit. Seharusnya berangkat dari Stasiun Krian padapukul 06.01 WIB, nah ini baru sampai pada pukul 06.10 diberangkatkan kembali pada pukul 06.12 WIB lampat 11 menit. Hari Senin itu tiba di Stasiun Gubeng pada pukul 06.43 WIB atau lambat 10 Menit dari waktu yang di jadwalkan. Keberangkatan ke tempat kerja tidak terlalu mepet.

Selasa tanggal 7 Oktober 2014 KRD datang Stasiun Mojokerto pada pukul 05.37 WIB dan diberangkatkan kembali pada pukul 05.42. Lokomotif yang berdinas KA KRD CC201 77 03 dengan suara klakson semboyan 35 yang mantap. Ini jalannya kencang, enak sekali hingga sampai Stasiun Gubeng pada 06.42 WIB.

Lokomotif Fenomenal CC201 129R

Rabu Tanggal 8 Oktober 2014 KRD datang Stasiun Mojokerto pada 05.40 WIB dan diberangkatkan kembali pada pukul 05.45. Lokomotif yang berdinas menarik KRD Kertosono adalah CC201 89 09. Kali ini penumpang Mojokerto mendapatkan tempat duduk mulai dari Mojokerto. Datang di Stasiun Gubeng pada 06.43 WIB.

Rekapitulasi Perjalanan Kereta KRD 6-10 Oktober 2014

Kedatangan KA KRD pada hari Kamis tanggal 9 Oktober 2014 di Stasiun Mojokerto pada 05.33 dan diberangkatkan kembali pada pukul 05.38 WIB. Lokomotif dinasnya adalah CC203 02 02 dipo induk Sidotopo suara semboyan 35 nya mantap. Datang Stasiun Gubeng pada pukul 06.35 penumpang mojokerto dapat tempat duduk.

Jum'at tanggal 10 Oktober 2014 KRD datang Stasiun Mojokerto pukul 05.45 berangkat kembali pada pukul 05.50 WIB dengan lokomotif CC201 77 12 dipo induk Sidotopo. KRD Datang terlambat karena di susul KA 114 Mutiara Selatan dari Bandung dan bersilang KA Dhoho Penataran tujuan Blitar langsung ke Malang. KA KRD datang Stasiun Gubeng pada pukul 06.50 WIB.

Dari 5 hari jadwal kedatangan dan keberangkatan KA Lokal KRD Kertosono Mojokerto Surabaya tidak sampai datang Surabaya pukul 07.00. Hal ini masih terhitung lumrah atau wajar karena masih bisa menjangkau tempat kerja dengan selamat tidak terlambat. Demikian rangkuman perjalanan kereta api KRD 6-10 Oktober 2014. Jadwal KRD Kertosono 2014

Pameran Alutsista TNI Dalam Rangka HUT TNI ke 69

Dalam rangka HUT TNI ke 69 digelarlah Pameran Alutsista TNI dan tasyakuran bersama di lapangan Kodam 5 Brawijaya Surabaya. Sebelumnya, digelar upacara HUT TNI ke 69 yang dipusatkan di Armada RI Kawasan Timur yang di hadiri oleh presiden dan wakil presiden RI. Pameran Alutsista ini berisi berbagai macam peralatan tempur yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia baik dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU serta dari pasukan khusus yang ikut juga memajang beberapa kendaraan tempurnya.

Pameran Alutsista dalam rangka HUT TNI ke 69 juga bisa dimanfaatkan oleh orang tua unutk mengenalkan kekuatan pertahanan NKRI. Anak-anak diharapkan bangga dengan kedaulatan Negara Indonesia tercinta. Begitu juga dengan pelajar dari SMP dan SMA maupun dari kalangan masyarakat umum, kita diperkenalkan secara langsung, ini lho kekuatan pertahanan Negara kita.

helicopter tni ad

Tank Marinir

Selain memamerkan peralatan tempurnya, para pengunjung bisa menaiki untuk melihat lebih detail jenis, fungsi dan spesifikasi peralatan tempur tersebut. Yang lebih asik lagi, pengunjung dipersilakan untuk foto bersama dengan peralatan tempur tersebut. Diantaran Alutsista yang dipamerkan ada helicopter, Tank, Rudal, Panser cuma yang tidak dipamerkan adalah senjata senapan khususnya jenis sniper. Para pengunjung juga di beri keistimewaan untuk naik tank bareng prajurit TNI keliling sebagian kota Surabaya, asik bukan?

ALutsista Tank TNI
Pameran ALutsista TNI


Yang menjadi kebanggaan bagi saya, kita memiliki rudal Yakhont asal Rusia yang memiliki panjang 8,9 meter, lebar 0,8 meter dengan berat 3 ton. Rudal Yakhont memiliki jangkauan tembak 300 km dengan kecepatan 2,5 mach. Atau butuh waktu 6 menit untuk menjangkau sasaran 250 km. Saat ini rudal Yakhont menancap di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Olwald Siahaan yang bisa di bawa kemana-mana. Negara luar menjadi waspada dengan rudal yakhont yang dimiliki oleh Indonesia, dan handalnya lagi marinir kita Rudal itu bisa di modifikasi sehingga bisa di luncurkan melalui kapal perang Oswald Siahaan yang notabene adalah kapal bekas (kapal tua).


Exocet

Exocet b03

Rudal Yakhont

Rudal Yakhont TNI AL

Nah itu dia secuil kisah Pameran Alutsista TNI dalam rangka HUT TNI ke 69 yang diadakan di lapangan makodam 5 Brawijaya. Semoga menghibur.