Assalaamu'alaikum. Pernahkah Sobat blogger melihat perlintasan rel kereta api tanpa palang pintu, baik di TV maupun di media lainnya?. Biasanya ada
penjaga rel kereta api sukarelawan yang mengatur sekaligus memberi tahu jika ada kereta api melintas. Penjaga perlintasan rel tanpa palang pintu sangat membantu pengendara yang sedang melintasi
rel kereta api. Mereka bekerja tanpa disuruh oleh pihak PT KAI, artinya mereka bekerja swadaya dengan atau tanpa memaksa harus di beri upah oleh pengendara yang lewat.
Dari jalur rel Surabaya-Mojokerto terdapat setidaknya 15
rel kereta api tanpa palang pintu, karena bukan jalan utama yang menjadi prioritas. Dari 15 perlintasan rel kereta tersebut saya sempat berbincang-bincang dengan
penjaga rel kereta api sukarelawan di daerah Krian. Awalnya perlintasan tersebut tidak di jaga sehingga sering terjadi kecelakaan baik roda dua dan roda empat di
gulung Kereta Api. Kemudian bapak
fulan mengawali menjadi sukarelawan. Beremaksud mencari teman yang se ide sejalan dengannya, tidak ada yang mau karena malu. Lagi pula tidak menghasilkan uang sama sekali. Ketika menjadi sukarelawan
penjaga rel menjadi ramai dan menghasilkan uang, banyak yang berbondong-bondong mengajukan diri menjadi sukarelawan menjaga perlintasan rel kereta api.
Saat ini ada 8 team, dengan satu team dua orang waktu kerja di batasi 3 (tiga) jam berputar 24 jam. Jadi untuk tenaga
penjaga rel kereta api sukarelawan ada 16 orang per satu lintasan kereta api yang tidak ada palang pintunya. Bapak
fulan yang baik hati tersebut menceritakan, sudah sekitar 10 tahun ini beliau menjadi penjaga lintasa rel dan beliau memang menjadikannya sebagai pekerjaan. Setelah menjaga perlintasan
rel kereta api, yang kebetulan selalu mendapat jatah jam pagi. Selepas itu beliau
mbecak atau narik becak di pasar Krian. Yang saya salut dari beliau, selalu ramah dan menyapa setiap orang yang melintas, baik itu memberi uang atau tidak. Karena bagi beliau tidak harus mentarget penghasilan tertentu dalam satu hari, oleh karena itu beliau tidak memaksa harus pengendara harus memberi uang jika melintas. Beliau pun tidak
ofensif ngatong kepada pengendara, akan tetapi beliau hanya di pinggir jalan sambil mengatur lalu lintas.
Saat saya datang, beliau bertanya kepada saya. Mas dapat tugas dari kantor ya? saya hanya senyum menjawab, saya hanya ingin memotret
kereta api pak. Dan setelah LOGAWA datang dari arah timur (Surabaya) dan saya berhasil mengabadikannya. Menjadi
penjaga rel kereta api terlihat sepele, akan tetapi manfaatnya sangat besar bagi khalayak umum.