Ketiban Pulung

Pemilihan kepala desa atau pemimpin di desa Pohkecik telah usai dan apakah malam menjelang pemilihan ada yang ketiban pulung ?. Ketiban pulung itu sendiri adalah istilah dari para orang tua dahulu (sekarang juga masih) untuk melihat siapa yang terpilih menjadi pemimpin. Pemilihan apapun itu, baik kepala desa atau petinggi, Bupati, Gubernur atau Presiden sekalipun. Apa sih Pulung itu ?

Tidak ada definisi yang tepat mengenai pulung itu sendiri, saya kesulitan menterjemahkan arti kata pulung ke dalam bahasa indonesia. Karena saya sendiri belum pernah melihat langsung apa itu pulung. Wujud dari pulung itu sendiri berupa segumpal cahaya entah wujudnya dari api atau memang pancaran cahaya lainnya. Ini jelas berhubungan dengan hal-hal gaib yang hanya orang tertentu saja yang dapat melihatnya. Mitosnya, dimanakah pulung tersebut jatuh, disitulah pemenang pemilihan kepala desa atau pemimpin lainnya.

Di desa Pohkecik terdapat dua calon kepala desa atau bisa disebut dengan Jago. Kenapa tidak disebut babon atau indukan? bahkan seorang calon kades perempuanpun di sebut dengan Jago, padahal perempuan, kenapa tidak disebut babon sekalian. Jago-jago yang bertarung dalam kontestasi politik tingkat desa, akan menggunakan jurus-jurusnya untuk meraup suara terbanyak. Bagaimana caranya? ada yang dengan bantuan praktisi supranatural atau istilah kerennya dukun, ada yang minta doa restu dari ibunya, atau dengan menarik simpati warga dengan aksi pemberian uang dan sembako. Akan tetapi ada juga jago yang memang sudah dari sananya mempunyai aura seorang pemimpin sejati dan berjiwa tulus ikhlas dalam memberikan pelayanan tingkat desa. Jadi siapa yang ketiban pulung itu adalah mitos menurut saya, bisa benar bisa tidak. Akan tetapi hal ini hanya sebagai pertanda saja, tidak mutlak benar. Katakanlah di luar mendung gelap, itu hanya pertanda mau hujan, perkara nanti turun hujan atau tidak, itu Hak Prerogatif yang membuat hujan, Allah Ta'ala.

Ini pitik jagonya Mbah e Hayyu

Di malam sebelum pencoblosan kepala desa, seluruh dusun khususnya jalan akses masuk ke desa di jaga oleh warga dengan memberi portal. Pokoknya akses jalan desa dijaga ketat, tentunya tujuannya untuk pengamanan, bukan untuk melihat jatuhnya pulung bersama-sama.