Persiapan panitia pemilihan kepala desa terbilang cukup matang dan santa rapi, saya sendiri sangat puas dengan prosedur pemilihannya. Hal ini berbeda dengan pemilihan di desa asal saya, rengel-tuban yang sangat amburadul, korbannya adalah para orang tua (sepuh) yang harus berdesakan. Di pohkecik ini sangat rapi dan tertib. Pemilih memberikan surat suara sesuai dengan koordiantor dusun masing-masing, hal ini memudahkan pengecekan untuk meminimalisasi pemilih ganda.Untuk jumlah suara sendiri saya perkirakan sekitar 3000 (tiga ribu) pemilih tersebar di beberapa dusun.
Saya sendiri berniat menghadiri perpolitikan tingkat desa dengan istri saya (warga desa yang baik). Langsung menuju koordinator dusun, dusun kasiyan. Kemudian di cek datanya, setelah cocok langsung menuju ruangan untuk antri menuju bilik suara. Setelah mencoblos atau memberikan hak suaranya, tangan wajib di celupkan tinta untuk menandai sudah memilih.
Uang Tengahan
Perpolitikan tingkat desa memang sudah lumrah dengan namanya money poitics. Uang dapat menggerakkan suara. Bagi calon kepala desa yang punya modal besar, kemungkinan besar akan terpilih menjadi kepala desa. Baik di Rengel ataupun Pohkecik saya melihat ada praktik money politics dalam pemilihan kepala desa. Di Pohkecik sendiri salah satu calon kepala desa memberikan janji, jika beliau terpilih maka tiap pemilih mendapatkan uang 50.000 (lima puluh ribu).
Uang 50.000 tersebut memang belum diterima sebelum pencoblosan, atau istilahnya serangan fajar. Untuk itulah kedua calon kepala desa pohkecik ini membuat kesepakatan dengan panita dengan memberi uang tengahan yang jumlahnya disepekati berdua. Uang tengahan ini sebenarnya sebagai pengganti kehadiran atau uang transport untuk mengganti uang yang dikeluarkan pemilih. Besarnya 30.000 (tiga puluh ribu rupiah).
Saya sendiri kaget ketika keluar dari ruang pencoblosan, disitu saya dan istri diberi amplop yang ternyata uang tengahan tersebut.
Setelah penghitungan suara selesai sampai sore hari, calon yang menjanjikan uang 50.000 jika terpilih tersebut ternyata benar-benar terpilih. Dan tanpa menunggu waktu lama, keesokan harinya beliau langsung memberikan uang 50.000 kepada seluruh warga pohkecik tanpa terlewat satupun. Jadi jika ditotal, saya dan istri mendapatkan uang 160.000 (seratus enam puluh ribu rupiah) karena istri saya dapat 80.000 begitu pula saya.
Saya sudah mewanti-wanti kepada diri saya sendiri, bahwasanya uang yang diberikan calon kepala desa itu sama saja dengan praktik suap dengan membeli suara. Memang jaman sekarang ini dianggap lumrah dan sepertinya halal-halal saja. Tapi saya meragukan kehalalannya, dari pada ragu mending dijauhi saja. Saya tidak sedang sok beriman atau sok tidak butuh duit karena uang bisa dicari dari jalan yang lain yang halal.
Yang lebih membanggakan sekali, istri saya sejalan dengan saya dengan mengiyakan apa yang saya perintahkan. Boleh diterima untuk menghargai pemberian orang lain, tapi kita sedekahkan semuanya kepada orang lain. Jadi kita ini posisinya sebagai makelar saja.
Kisah jurnal tidak setia kawan sepenuhnya terjadi pada diri saya sendiri dalam jurnal pemilihan kepala desa pohkecik dan kenyataannya saat ini saya masih setia kawan dengan jalan yang saya yakini. Uang masih bisa di cari, tapi jika uang itu senilai 1-10 juta apa saya masih kuat? semoga saja tidak ada yang menggoda saya dengan uang sebesar itu.
mas agus masuk dusun kasiyan ya, betul sekali mas uang bisa di cari, daripada kita makan uang segitu kalau uang 10 atau 20 juta terima saja mas eheheh
ReplyDeletemaaf bapak - bapak, ibu - ibu dan sesepuh saya nyoblos pertamax hehehe
Deletebetul mang...nah semoga saja tidak ada orang gendeng yang mau menawarkan uang segitu mang, bisa bahaya nanti
Deletewadoh mang...hidung saya kecoblos, jadi upil saya keluar nih
Deletesaya rasa kalau tingkat desa gak ada yang bagi - bagi uang segitu mas, tapi kalau tingkat Kabupaten ga tahu...
Deletewah bagus dong mas, upilnya keluar, berati mas agus harus kasih saya uang, hitung - hitung ke dokter aja mas eheheh
Deleteya bisa aja dong mang...menawarkan kontrak kerjasama gituh. kalau kerjasamanya halal langsung sikat ya mang?heehehe
Deletelha mang yono harus kasih saya uang juga, uang parkir mang..uang parkir.
nah kalau begitu baru boleh mas, misalnya pak kepala desa mau buat jembatan, atau mau beli kereta sepur minta tolong ke mas agus mas agus dikasih 20 juta kan ga apa - apa mas ya?
DeleteNanti mas kalau uangnya saya udah terima dari mas agus ,saya kasih uang parkirnya ke mas agus
mau ikut nimbrung ah :)
DeleteMamang kalau bikin jembatan kan mau nyumbangkan alat berat kan? Komatsu...komatsu
DeleteIkutan simak saja saya sambil manggut-manggut dan duduk Manis
DeleteMenatap sahabat yang bergumam di artikel kerenya Nas Agus ini :-d
Tuh kan kesasar kata saya juga Maaf Mas, Maksude Mas Agus eeehh
DeleteMalah Nas Agus maaf Mas gak di sengaja. gara-gara manggut2 hehhe :D
yuk kita makan sukun rebus saja, sambil gelar sepanduk
Deletesaya pesan pentol aja mas...
Deletepentol bakar aja ya
Deletekatanya hari ini ada bilangan unik, mayan menggoreskan sejarah dengan bilangan unik,
ReplyDeleteayo temans temans tandai bilangan unik ini dengan menulis, maka sejarah telah terukir.
bilangan unik apa mas, sayah malah belum paham
Delete11-12-13 mang, ayo posting
Deleteohh iya mas, saya baru maksud.
Deletecepatan copot bajunya kang
Deletehahah masih siang mas hahah...
Deleteyang lain pada kemana ya?...
kalau siangan dikit di buka ya bajunya?apa bajunya mang yono cuci kering pakai ?
Deletekalau baju saya malah jemurnya di badan mas, cuci langsung pakai.
Delete11-12-13 Unik ya. Hiehiheiheie. Ini pas hari ini adalah Ulang Tahun Pernikahan kami yang ke-8 juga sudah nulis pendeeeeeeeeeeeeeek bangeds. Hiehiehiehiehiehiheiheiheiheiheiheihe
DeleteAngka apa sih tuh ? apa sudah keluar angkanya ?
Deletetadinya saya mau nikah di tanggal ini loh...tapi kelamaan ah dulu nunggunya heheh
Deleteoh iya ya, 11 12 13...wah jan kenapa saya baru sadar setelah sudah siang gini...
DeletePak Asep, selamat atas ultah pernikahannya ya, semoga keluarganaya semakin samawa
Bilangan unik. .ayo kita ukir atau oret sejarah kita. .:)
Deleteunik dan menarik itu beda ya ?
Deletepasti angka togel ya...
Deleteangka yang membuat kita bisa ndlongop
DeleteYa tentu beda dong mas agus. .:)
DeleteCoba deh tanya Om Google apa perbedaan Unik dan Menarik . .:)
unik itu ada unsur menariknya, jika menarik belum tentu unik
Delete50 ribu hmm 80 ribu bisa dipake buat apa? 1 2 hari juga habis buat makan sekeluarga, sia sia kalo harus milih pemimpin yang amburadul kaya gitu, hak suara yang disia-siakan,
ReplyDeletebetul banget...jadi serba salah ya mas...mau golput, dikira bukan warga negara yang baik, mau milih tapi kok calonnya kayak gitu...
Deletetidak apa-apa yang penting kita ketemu tetangga di kantor desa.
Deleteiya kan ?
bener banget tuh , , ,
Deletebetul juga kata mas lupa
DeletePrinsip yg bagus, jika meragukan, jauhi. Lagian cuma 160rebu...
ReplyDeleteKl 160 miliar, baru deh mikir2... wkwkwkwkwk...
nah itu dia mas....makanya doanya kan semoga tidak ada orang gendeng
DeleteAda kalanya praktek itu sebagai ucap syukur dari kepala Desa yang baru, maka dia mengeluarkan uang sebesar itu Kang, mungkin saja hal ini berkaitan dia memang memiliki niat yang baik, namun kalau kita selalu berburuk sangka juga sih kayanya kena ke diri kita juga. (he,, he,, he,,,) piss ah...... mashi ada sisanya gak ?
ReplyDeleteSalam,
nah ini dia , niat kan tidak kelihatan pak, nanti takutnya niatnya salah, mending buang aja.hehehe
Deletesisanya ? amplopnya doangan pak
saya hadir dulu mas agus...tapi belum sempat baca...
ReplyDeletemau koment nice share mas agus :D
segera polbek balik deh.....
Deletesaya lempar polibek aja ya
boleh mas...asal jangan dilempar ubi cilembu satu karung aja hehe
Deletekalau satu konteiner mau gak ?
Deletebetul banget Pak Agus, acung jempol untuk Bapak yang satu ini.
ReplyDeletekalau dipikir-pikir, uang 180 ribu tu dapetnya juga tak seberapa, paling untuk makan 2 hari juga habis...makannya sih enak, tapi bayangkan, tubuh kita diberi asupan gizi yang tak jelas kehalalannya, kalau jadi daging, daging itu akan terus terbawa seumur hidup...belum lagi ibadah kita yang akan sia-sia selama 40 hari...naudzubillah. relakah? tentu tidak.
sayangnya banyak yang belum sadar tentang praktek money politic ini. Padahal beliau-beliau kan bukan sembarangan orang, pastinya orang-orang terpelajar yang berniat memimpin suatu daerah..kok ya masih bisa belum bisa belajar fair game... Harus dilatih main sepak bola dulu kayaknya biar bisa diajak main secara fair.
sepak bola kita mana fair mbak ? sama aja mbak dengan politisi, lha wong pengurusnya aja orang-orang politik. hehehe....
Deletetakutnya nanti kalau hayyu tidak manut sama saya, gitu aja mbak
Selamat siang Mas Agus selamat memilih Bapak Untuk memimpin Desa Mas Agus yah
ReplyDeleteSemoga kelak yang terpilih seorang Kepala Desa yang arip dan bijaksana semoga juga
Nanti yang menangya bukan dari yang suap menyuap yang di ceritakan sobat di koment
paling atas. ternyata pilkades juga ada budaya suap menyuap yah Mas berarti sama
Kaya di desa saya. semoga Masyarakat memilih nya sesuai dengan hati dan Nuraninya
Bukan hanya dengan iming-iming Rupiah berapa pun. bagus artikelnya Mas salam sukses
amiin...masyarakat sudah menganggap uang suap itu uang halal kok mas, jadi repot sekarang
Deletesiapa yg kepilih kang ;)
ReplyDeleteyang kanan
Deleteckckckck, bener-bener sudah mendarah daging yah.. dari struktural terbawah samapi paling atas, baru juga kepala desa gimana nanti kalau mau jadi gubernur, atau Presiden? Hancur peradaban manusia :)
ReplyDeletesantai saja mbak, biar kan saja hancur kalau memang saatnya hancur yang penting kita siap-siap aja. dengan bekal yang cukup
Deletehehehe, nyantai amat jawabnya...
Deletegood :)
kayak di pantey kata kang lembu
DeleteNah ini dia sisi negatif pemilihan langsung, berpeluang money politik,
ReplyDeleteSdh saat nya masyarakat lebih bijak memilih pemimpinnya
kalau sisi positifnya kita tau yang dipilih siapa ya bu ?
DeleteSemoga kepala desa yang terpilih menjalankan amanahnya dengan baik. .
ReplyDeletesehingga desa yang dipimpin dapat lebih maju lagi. .:)
setuju sama mas pudan lubis,,, :D
Deletemaju apanya nih ? semoga yang baik-baik deh
DeleteThank mas @ awhnymous X.
DeleteSalam Kenal. Ijin Follow ya. Jangan LUPA folback. .:)
Amin semoga yang baik2. .:)
Deletesilakan di polbek, eh kalau saya nih ya..saya tidak menjamin akan folbek lho ya, jadi jangan folbek saya lho
Deletewah sudah pemilihan aja nih ya pak,,,
ReplyDeletentar siapapun yang jadi kepala desa semoga bisa mengayomi rakyatnya,,,
yang penting semua lancar tidak ada pungutan
DeleteBetul sekali mas Agus bahkan saya sempat terkaget-kaget bahwa yang namanya pemilihan kepala desa di daerah itu penuh dengan money plitic. Jujur saja dari dulu hingga saat ini saya termasuk orang yang kurang begitu peduli dengan yang namanya pemilihan umum, baik itu pemilihan presiden, gubernur, bupati bahkan kepala desa sekalipun saya belum pernah menggunakan hak pilih saya sebagai warga negara.
ReplyDeleteDan baru pada tahun ini saya menggunakan hak pilih saya ketika di daerah istri saya ada pemilihan kepala desa karna kebetulan saya sudah menjadi warga daerah disana. Sementara di daerah kelahiran saya (Lebak) hingga saat ini saya belum pernah menggunakan hak pilih saya. Dan jujur saja saya sempat terkejut karena yang namanya politik uang di daerah istri saya itu udah lumrah dan terjadi dari jaman dulu turun temurun hingga saat ini. Kesimpulannya, bagi Calon Kepala Desa yang mempunyai harta melimpah besar kemungkinan untuk bisa menjadi seorang kepala desa tapi bagi yang gak berduit sangat kecil peluang untuk bisa terpilih jadi kepala desa.
nah ini dia yang berpotensi korupsi, ada uang bantuan dari pemerintah di embaaat sendiri untuk mengembalikan modal.
Deletekemudian untuk mengurus surat2 pasti harus bayar untuk kejar setoran.
kalau sudah gini kita yang milih malah rugi besar
Betul banget mas, hampir semua calon pemimpin di Republik ini pasti berpikir seperti itu walaupun mungki masih ada sebagian kecil yang jujur tapi rasanya di jaman seperti ini susah sekali menemukan sosok pemimpin yang seperti itu. Inilah salah satu dampak akibat biaya untuk menjadi seorang pemimipin yang begitu besar, sehingga ketika calon tersebut terpilih dan menjadi seorang pemimpin daerah udah barang pasti yang dipikirkannya bagaimana modal yang dia keluarkan bisa kembali.
Deletesama halnya dengan menjalani profesi tertentu yang awalnya saja sudah mengeluarkan uang besar. Saat ia jadi dan menjalani profesi tersebut ada indikasi untuk memperkaya diri dengan tujuan mengembalikan modalnya.
DeleteDengan menihilkan tugas yang dia emban, misi kemanusiaan menjadi nomer sekian.
salut buat mas agus dan mbak nia,,setuju dengan paparannya mas.
ReplyDeletesemoga kita terhindar dari uang2 yang datangnya tidah berkah ya,,hidup ga cuma di dunia saja toh..hehehe
nah ini pemikiran kedepan yang bagus..
Deletenamanya juga hidup mampir ngombe ya mbak.
hehehe
ikutan 11 12 13 nya mas..hehehe ga nyambung
Deletesialakan mbak yulita, nanti kasih tau suaminya ya..biar dapat kado
DeleteUdah umum ya mas yang namanya serangan fajar, harus dilawan sma serangan duha kayanya yah hehe...
ReplyDeleteMas Agus dapet angpaw berapa dari calon kades mas, ambil aja uangnya, nyoblos belakangan
hahaha Bisa aja Nihh Mas Muroi
Deletedapat angpow total 160 ribu mas, itupun saya kasihkan ke ibu
Deletetradisi money politik itu yang ampe sekarang sy kurang srek, soalnya dilema. Nah sy punya cerita teman yang dikampungnya pemilihan desa, kandidat itu gak canggung lg buat ngasih uang asalkan pilih dia, eh setelah dia tid terpilih, hampir aja uang maw ditarek kembali. hmmm blm kepilih saja sudah bgtu apalgi sudah terpilih ... apa kata desa .... ?
ReplyDeletenah itu dia, langkah semacam ini memang polemik banget bagi hatinya yang kurang mantep kok mas, kalau saya sih mau dikasih atau tidak yang penting saya nyoblos istri saya
DeleteYang pasti happy deh mas ya..karena kalau tidak ada uang pelicinnya nggak bisa jalan alias pada mogok..dikampung saya kalau pas (atak)/pemilihan kades seperti itu kok
ReplyDeletedimanapun saya kira sama kok mbak, asal kita mau aja membendung diri sendiri terhindar dari praktik suap
Deleteih, entah kenapa ya, saya alergi sama yang begini2, mau jadi kepala desa aja serius banget sih,
ReplyDeletesmuanya mau jadi penguasa padahal dibalik smua itu cuma mau duit,
alhamdulillah sejauh ini seumur hidup saya golput dalam bentuk pemilihan penguasa apapun..
ujung-ujungnya memang duit yang dicari, masalah kerjaan urusan belakangan kok mas, amburadul dan semprul banget kan
Deleteidealisme yang sdah sangat langka saat ini mas agus, mestinya mas agus jadi calonnya, saya dukung 100 persen
ReplyDeletesuap, sogok sdah sampe pada tingkat bawah, baru denger ada istilah uang tengahan, pinggiranya lebih besar ya...:)
pinggiran bervariasi mas ada yang 50 ribu sampai 100 ribu..
Deletekalau tengahan ini kesepakatan calon
wuiih...kaya banget tuh yang kepilih jadi kades itu ya....hati-hati kang...kewajiban akang dan rakyat semua untuk mengawal perjalanan pemerintahannya jangan sampe kades baru itu cari ng'balikin modal dulu...maaf terlalu dalem, soalnya saya kan juga orang desa...sedikit-sedikit tau lah gituh...permainan politik didesa.
ReplyDeleteya kang, saya tau karena bapak saya dulu pernah jadi perangkat desa, dan anggaran dana pasar dan bantuan lah yang di mainkan..
Deletekang hadi sendiri semoga terhindar dari praktik curang ya...
bagi2 uang nya mas
ReplyDeletebagi-bagi upil mbak
Deletesalut untuk mas Agus dan istri, kalo semua orang memiliki pendirian seperti itu pasti politik uang ga akan pernah terjadi... tapi sayang sekarang lebih banyak yang pragmatis.
ReplyDeletekarena uang adalah tujuan utama bagi sebagian orang, kalau saya uang adalah alat bukan tujuan
Deleteklo di tempat kami mas... sampai 200 ribu... tp gak ada yang mo jadi kepala desa sih...
ReplyDeletebanyak juga ya mas, emang kenapa mas kok tidak ada
Deletewong gak di gaji... tapi harus bertanggung jawab... hehehe
Deleteiya ya mas, lagian apa yang di cari kalau sudah demikian
Deletewaduh sudah nggak kebagian tempat duduk nih :d
ReplyDeletebiar datang belakangan yang penting saya ikut nyoblos mas,
amplopnya.....? :hehe
amplopnya nanti kalau GA nya kang ucup cair, ya...
Deletehehehehe
kebanyakan sih begitu mas, atau bahkan dicoblos semua biar adil :)
ReplyDeletekalau saya , duitnya tak terima tapi tak kasihkan orang lain, saya ndak mau konsumsi uang itu, masalah milih tetap sesuai selera saya.
ReplyDeletesaya belum sependapat Mas, kalo uang itu tetep kita terima tapi kita "makelarkan" buat si mustahiq. ini tetep uang suap menurut saya. bahkan lebih dari sekedar syubhat lho.
ReplyDeleteini menurut saya loh...
alhamdulillah ada yang meluruskan langkah saya.
Deleteseperti mendapat pencerahan nih mas..saya juga sependapat dengan mas zach...dan langkah kedepan saya adalah menolak bentuk suap apapun bentuknya.
mungkin sikonnya tidak mendukung sih mas, musuh tetangga sih rada agak gak enak kalau ekstreem gitu
iya sih Mas, hehe... memang isu sensitif soal ini.
Deletekalo di kami (saya masuk dalam komunitas ini) di sini, ada "uang ragu2", seperti bunga bank dan uang honor rapat.
ini bagi kami sifatnya syubhat, dan kami memiliki rekening bersama yang namanya "Rekening Dana Syubhat". Ini hanya bisa disumbangkan untuk pembangunan infrastruktur (bikin jalan, jembatan, etc) atau semacamnya. sedangkan kalo uang pemberian dengan adanya kontraprestasi dari kita, maka itu masuk kategori suap, yang bahkan tidak boleh untuk dialihkan ke pembangunan infrastruktur sekalipun..
kalau ada komunitas dan itu sejalan, saya sangat senang mendengarkannya...
Deletemasalah syubhat ini saja sudah berdosa saat kita mengambilnya ada yang berpendapat demikian, apalagi yang jelas kadar keharamannya.
baiklah...next action, no suap...dan istri saya sudah klop dengan saya, artinya uang bukan tujuan tapi alat untuk mencapai tujuan.
sipp banget mas..
sejuk
goood, moga kpaladesanya amanah
ReplyDelete